Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror

Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror : Pembasan Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror : Pembasan Lengkap. Selamat datang di artikel ini yang akan membahas tentang “Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror.” Dalam perjalanan spiritual dan keagamaan, banyak yang mencari pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan teks-teks suci. Salah satu teks yang menjadi fokus perhatian adalah Mahallul Qiyam Simtut Duror.

Mahallul Qiyam Simtut Duror merupakan bagian dari warisan kekayaan intelektual Islam yang memiliki makna mendalam dan nilai spiritual tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti, konteks sejarah, dan dampak keberadaan Mahallul Qiyam Simtut Duror dalam kehidupan umat Islam.

Mari kita menyusuri lapisan makna dan hikmah yang terkandung di dalam teks ini, serta bagaimana pesan-pesan suci ini dapat memberikan petunjuk dan inspirasi bagi para pencari kebenaran. Simaklah dengan seksama, karena perjalanan kita kali ini akan membawa kita mendekati esensi kebijaksanaan dan kebenaran yang terkandung dalam Mahallul Qiyam Simtut Duror.

Apa yang Dimaksud dengan Mahalul Qiyam?

Mahalul Qiyam, atau sering disebut sebagai berdiri menyambut kelahiran Nabi Muhammad, merupakan suatu praktik yang umum dilakukan dalam kegiatan rutin umat Islam Ahlussunnah. Praktik ini melibatkan pembacaan kitab-kitab maulid Nabi Muhammad, seperti maulid Ad-Dhiba, Al-Barzanji, maulid Simtudduror, dan karya-karya sejenisnya. Dalam konteks ini, berdiri bukan hanya sebagai bentuk fisik, tetapi juga sebagai ungkapan spiritual penghormatan.

Meskipun tidak ada ayat Alquran atau hadis yang secara spesifik membahas Mahalul Qiyam, praktik ini dijalankan sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad. Hadis yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat Ansor, “Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian” (HR. Muslim), mengindikasikan anjuran untuk berdiri sebagai tanda penghormatan.

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa hadis tersebut menunjukkan anjuran untuk memuliakan orang mulia dengan berdiri. Ini dianggap sebagai bagian dari sunah (tindakan yang dianjurkan) untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang layak dihormati.

Dalam kitab I’anatu Ath-Tholibin karya Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, dijelaskan bahwa tradisi berdiri saat mendengar kelahiran Nabi Muhammad telah menjadi suatu kebiasaan. Praktik ini didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan terhadap Rasulullah. Banyak ulama terkemuka memandang positif tindakan berdiri ini sebagai wujud penghormatan dan kecintaan terhadap Rasul akhir zaman.

Dengan demikian, Mahalul Qiyam bukan hanya sebuah kegiatan fisik semata, melainkan juga sebuah ritual spiritual yang mencerminkan penghargaan dan kasih sayang umat Islam terhadap Nabi Muhammad. Praktik ini terus diwarisi sebagai tradisi yang dianggap baik dalam rangka memperkuat rasa cinta dan penghormatan terhadap Rasulullah.

Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror

Berikut ini adalah Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror yang dimulai dengan Asyroqol Kaunub Tihaja, ketahui secara lengkap di bawah ini :

أشرق الگون ابتهاجا ۰۞۰ بوجود المصطفی احمد

Asyroqol-kawnubtihâjan biwujûdil-mushthofa Ahmad
Alam bersinar-seminar bersuka ria.. menyambut kelahiran Al-Musthafa Ahmad.

ولأهل الگون أنس ۰۞۰ وسرور قد تجدد

Wa li-ahlil-kawni unsun wa surûrun qod tajaddad
Riang gembira meliput penghuninya.. sambung-menyambung tiada hentinya.

فاطربوا يااهل المثانی ۰۞۰ فهزار اليمن غرد

Fathrobû yâhlal-matsânî fahazârul-yumni ghorrod
Bergembiralah, wahai pengikut Al-Quran.. burung-burung kemujuran kini berkicauan.

واستضيئوا بجمال ۰۞۰ فاق فی الحسن تفرد

Wastadlî-û bijamâlin fâqo fîlhusni tafarrod
Bersuluhlah dengan sinar keindahan.. mengungguli semua yang indah tiada bandingan.

ولناالبشری بسعد ۰۞۰ مستمر ليس ينفد

Wa lanaal-busyrô bisa‘din mustamirrin laisa yanfad
Kini wajiblah bersuka cita.. Dengan keberuntungan terus-menerus tiada habisnya.

حيث أوتيناعطاء ۰۞۰ جمع الفخر المؤبد

Haitsu ûtînâ ‘athô-an jama‘al-fakhrol-mu’abbad
Manakala kita beroleh anugerah.. Padanya terpadu kebanggaan abadi.

فلربی کل حمد ۰۞۰ جل أن يحصره العد

Falirobbî kullu hamdin jalla an yahshurohul-‘ad
Bagi Tuhan segala puji.. tiada bilangan mampu mencakupnya.

إذحبانا بوجود المصطفی الهادی محمد

Idz habânâ biwujûdil mushthofal-hâdî Muhammad
Atas penghormatan dilimpahkan-Nya bagi kita.. dengan lahirnya Al-Musthafa Al-Hadi Muhammad.

يارسول الله أهلا ۰۞۰ بك إنا بك نسعد

Yâ Rosûlallâhi ahlan bika innâ bika nus‘ad
Ya Rasulullah, selamat datang, ahlan wa sahlan.. Sungguh kami beruntung dengan kehadiranmu.

وبجاهه ياإلهی ۰۞۰ جد وبلغ کل مقصد

Wa bijâhih yâ ilâhî jud wa balligh kulla maqshod
Ya Ilahi, ya Tuhan kami.. semoga Kau berkenan memberi nikmat karunia-Mu
menyampaikan kami ke tujuan idaman.. demi ketinggian derajat Rasul di sisi-Mu.

واهدنا نهج سبيله ۰۞۰ گي به نسعد ونرشد

Wahdinâ nahja sabîlih kay bihi nus‘ad wa nursyad
Tunjukilah kami jalan yang ia tempuh.. agar dengannya kami bahagia beroleh kebaikan melimpah.

رب بلغنا بجاهه ۰۞۰ فی جواره خير مقعد

Robbi ballighnâ bijâhih fî jiwârihi khoiro maq‘ad
Rabbi, demi mulia kedudukannya di sisi-Mu.. tempatkanlah kami di sebaik tempat di sisinya.

وصلاة الله تغشی ۰۞۰ أشرف الرسل محمد

Wa sholâtullâhi taghsyâ asyrofar-rusli Muhammad
Semoga shalawat Allah meliputi selalu.. rasul termulia, Muhammad.

وسلام مستمر ۰۞۰ کل حين يتجدد

Wa salâmun mustamirrun kulla hînin yatajaddad
Serta salam terus-menerus.. silih berganti setiap saat…

Apa yang Dibaca saat Mahalul Qiyam?

Setelah mengetahui Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror, nah mahalul qiyam adalah salah satu jenis sholawat dalam Islam yang diucapkan khususnya untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad, dan biasanya disertai dengan berdiri.

Sholawat Mahalul Qiyam memiliki berbagai versi, dan salah satunya adalah Mahalul Qiyam Barzanji. Bacaan Mahalul Qiyam Barzanji dapat ditemukan dalam kutipan yang disampaikan oleh Nahdlatul Ulama, dan berikut adalah salah satu contohnya.

صَلَّى اللهُ عَلى مُحَمَّدْ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا، مَرْحَبًا جَدَّ الحُسَيْنِ مَرْحَبًا

Shallallāhu ‘alā Muhammad, shāllallāhu ‘alayhi wasallam Marhaban yā marhaban yā marhaban, marhaban jaddal Husaini marhaban.

Artinya: “Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad, Allah bersholawat dan mengucap salam sejahtera untuknya. Selamat datang, selamat datang, selamat datang, selamat datang kakek dari Husain, selamat datang.”

 

يَا نَبِى سَلَامْ عَلَيْكَ، يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ

يَا حَبِيْبْ سَلَامْ عَلَيْكَ، صَلَوَاتُ اللهْ عَلَيْكَ

Yā nabī salām ‘alayka, yā rasūl salām ‘alayka.

Artinya: “Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, wahai Rasul salam sejahtera untukmu Wahai Kekasih, salam sejahtera untukmu, shalawat (rahmat) Allah untukmu.”

 

اَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا، فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُوْرُ مِثْلَ حُسْنِكْ مَا رَأَيْنَا، قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُوْرِ

Asyraqal badru ‘alayna, fakhtafat minhul budūru Mitsla husnik mā ra’aynā, qaththu yā wajhus surūri.

Artinya: “Satu purnama telah terbit di atas kami, pudarlah jutaan purnama lain karenanya Belum pernah kulihat seperti keelokanmu, wahai wajah yang gembira.”

 

اَنْتَ شَمْسٌ اَنْتَ بَدْرٌ، اَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ اَنْتَ اِكْسِيْرٌ وَّغَالِى، اَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ

Anta syamsum anta badrun, anta nūrun fawqa nūri Anta iksīruw wa ghālī, anta mishbāhus shudūri.

Artinya: “Kau bak mentari, kau juga laksana purnama, kau cahaya di atas cahaya. Kau laksana obat segala guna (elixir) lagi mahal, kau adalah lentera hati.”

 

يَاحَبِيْبِيْ يَامُحَمَّدْ، يَا عَرُوْسَ الخَافِقَيْنِ يَا مُؤَيَّدْ يَا مُمَجَّدْ، يَا اِمَامَ القِبْلَتَيْنِ

Yā habībi yā Muhammad, yā ‘arūsal khāfiqayni​​​​​​​, Yā mu’ayyad yā mumajjad, yā imāmal qiblatayni.

Artinya: “Wahai Kekasih, wahai Muhammad, wahai pengantin Timur dan Barat​​​​​​​. Wahai Rasul yang diperkuat (oleh wahyu), wahai Nabi yang agung, wahai imam dua kiblat.”

 

مَنْ رَآى وَجْهَكَ يَسْعَدْ، يَا كَرِيْمَ الوَالِدَيْنِ حَوْضُكَ الصَّافِى الْمُبَرَّدْ، وِرْدُنَا يَوْمَ النُّشُوْرِ

Man ra’ā wajhaka yas‘ad, yā karīmal wālidayni Hawdhukas shāfil mubarrad, wirdunā yawman nusyūri.

Artinya: “Siapapun yang memandang wajahmu pasti bahagia, wahai manusia yang memiliki orang tua mulia. Telagamu berair jernih dan sejuk, yang kelak kami datangi pada hari kebangkitan.”

 

مَا رَأَيْنَا الْعِيْسَ حَنَّتْ، بِالسُّرَى اِلَّا اِلَيْكَ وَاْلَغَمَامَةْ قَدْ اَظَلَّتْ، وَالْمَلَا صَلُّوْا عَلَيْكَ

Mā ra’aynal ’īsa hannat, bis surā illā ilayka Wal ghamāmah qad azhallat, wal malā shallū (shallaw pada sebagian naskah) ‘alayka.

Artinya: “Belum pernah kami melihat unta peranakan unggul yang bersuara sambil berjalan malam hari, kecuali menuju kepadamu.”

Penutup

Dalam penutupan artikel dari exponesia.id ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Teks Mahallul Qiyam Simtut Duror tidak hanya sekadar rangkaian kata-kata yang indah, tetapi juga merupakan jendela spiritual yang membuka pintu ke dalam keheningan batin. Melalui keindahan lirik yang mengalun, teks ini mengajak kita untuk merenung, mendalam, dan menyelami makna kehidupan. Semoga setiap kalimat yang terkandung dalam Mahallul Qiyam Simtut Duror dapat menjadi pencerminan bagi hati yang haus akan kedamaian dan kebijaksanaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *