Perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih

Perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih

Posted on

Perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih. Keris, sebagai sebuah simbol budaya dan warisan spiritual Nusantara, tidak hanya memikat mata tetapi juga membawa nilai dan makna mendalam dalam setiap lekuk dan ornamennya.

Setiap detail pada keris—mulai dari bilah, hulu, sampai warangkanya—memiliki pesan tersirat yang bisa bermacam-macam tergantung dari ‘dhapur’ atau bentuk fisiknya.

Dalam konteks perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih ini, ada dua jenis dhapur keris yang cukup populer dan sering kali menjadi pusat diskusi, yakni Keris Dhapur Brojol dan Keris Dhapur Tilam Upih.

Meskipun keduanya sama-sama merujuk pada keris, namun ada perbedaan signifikan yang menjadikannya unik dan spesial masing-masing.

Lalu, apa sajakah perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih? Mengapa keduanya begitu istimewa di mata para kolektor dan pemerhati budaya?

Artikel ini akan membahas lebih lanjut perbedaan-perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih tersebut, sembari membuka wawasan kita terhadap kekayaan budaya yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia.

Keris Brojol dan Keris Tilam Upih

Keris Brojol dan Keris Tilam Upih adalah jenis keris lurus yang sangat terkenal dan sering ditemui karena jumlahnya yang paling banyak dibandingkan dengan jenis keris lurus lainnya.

Di masa lalu, hampir setiap keluarga akan menyimpan kedua jenis keris ini sebagai warisan keluarga, karena semua orang dari berbagai lapisan masyarakat diizinkan memiliki Keris Brojol dan Keris Tilam Upih.

Jika diamati dengan cepat, Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih memiliki bentuk yang hampir mirip, karena perbedaan utama antara keduanya terletak pada hiasan tikel alis.

Keris Tilam Upih memiliki hiasan tikel alis, sementara Keris Brojol tidak memiliki hiasan tikel alis. Namun, walaupun bentuknya serupa, kedua jenis Keris ini memiliki filosofi dan keistimewaan yang berbeda.

Perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih

Berikut ini adalah perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih:

Keris Brojol (tanpa tikel alis)

Bentuk Keris Brojol terlihat sangat sederhana, memiliki bilah lurus dan nglimpo tanpa odo-odo. Pada gandhik, tidak ada hiasan yang rumit, hanya pejetan yang terlihat. Ricikan lainnya tidak ada.

Namun, di balik kesederhanaan bentuknya, Keris Brojol mengandung makna filosofis tentang nilai-nilai kehidupan dan dimensi spiritual.

Ricikan pada Keris dhapur Brojol juga memiliki pesan moral yang dalam. Pejetan melambangkan kelapangan hati, sedangkan gandhik yang polos melambangkan ketabahan dalam menghadapi perjalanan hidup.

Kelapangan hati mencerminkan kemampuan untuk menerima segala hal yang terjadi, terutama dalam situasi yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan harapan.

Pada dasarnya, setiap manusia memiliki keyakinan terhadap kekuasaan TUHAN bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari takdir-Nya.

Namun, walaupun segala hal sudah ditentukan, manusia tetap perlu berusaha dan berupaya sebaik mungkin untuk mencapai tujuan mereka, karena kita tidak pernah tahu rencana TUHAN untuk kita.

Namun, setiap usaha yang kita lakukan untuk mencapai impian harus dijalani dengan cara yang benar dan proporsional, menghindari tindakan terlalu keras (“ojo ngoyo”) yang melebihi batas kemampuan dan melanggar norma sosial, ajaran agama, serta merugikan orang lain.

Individu yang hidup dengan sikap terlalu keras dan perilaku yang berlebihan cenderung akan terlibat dalam tindakan negatif yang dapat menjauhkannya dari pencapaian hakikat kemanusiaannya.

Keris dhapur Brojol termasuk salah satu jenis Keris yang memiliki reputasi legendaris dan sering ditemui, mirip dengan Keris Tilam Upih.

Di masa lalu, Keris dhapur Brojol bisa dimiliki oleh berbagai kalangan, sehingga banyak yang memesan Keris ini dengan harapan untuk memperoleh manfaatnya.

Jika kita merujuk pada arti kata “Brojol” atau “mbrojol” yang mengartikan keluar dengan lancar atau mudah, dapat diambil kesimpulan bahwa tuah atau manfaat dari Keris Brojol adalah untuk merintis kelancaran dalam segala urusan, termasuk kelancaran rejeki dan juga untuk memperlancar proses kelahiran bayi.

Brojol memiliki makna sebagai simbol harapan atau doa kepada TUHAN agar setiap urusan pemilik Keris dapat terlancarkan atau dimudahkan.

Keris dhapur Brojol memang terkenal sebagai Keris yang terkait dengan praktik dukun bayi, karena di masa lalu hampir semua dukun bayi memiliki Keris ini sebagai pusaka unggulan yang diwariskan secara turun-temurun dari leluhur mereka.

Keris Brojol diyakini memiliki khasiat untuk memperlancar proses persalinan, sehingga bayi dapat lahir dengan mudah (mbrojol) dengan bantuan dari Keris ini.

Namun, sebenarnya Keris Brojol memiliki makna yang lebih dalam daripada hanya digunakan untuk mempermudah proses kelahiran bayi. Seperti halnya dengan dhapur Keris lainnya, Keris Brojol juga merupakan sebuah karya yang membawa muatan spiritual dalam bentuk ajaran-ajaran tentang kehidupan.

Secara terminologi, istilah “Brojol” memang berkaitan erat dengan proses kelahiran (mbrojol). Brojol atau mbrojol adalah frasa yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk merujuk pada peristiwa lahirnya seorang bayi ke dunia.

Oleh karena itu, Keris Brojol kemudian diidentifikasi dengan peran dukun bayi sebagai sarana yang membantu mempermudah proses kelahiran.

Namun sebenarnya, makna mendalam dari Keris dhapur Brojol sebagai simbol kelahiran jabang bayi tidak hanya berkaitan dengan proses kelahiran itu sendiri (mbrojol/lahir), melainkan lebih berfokus pada pengingat bagi pemiliknya terhadap kemurnian dan keaslian jabang bayi yang baru saja dilahirkan, mewakili fitrah manusia.

Bayi yang baru lahir adalah sosok manusia yang tulus dan murni, bebas dari dosa. Pesan yang ingin disampaikan oleh Keris dhapur Brojol adalah mengenai kebutuhan untuk mengalami kelahiran kembali secara spiritual, mengembalikan diri pada keadaan murni, karena tujuan hidup manusia di dunia adalah untuk kembali kepada Tuhan.

Pada intinya, dalam diri setiap manusia tersimpan fitrah untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perbuatan jahat serta amarah, karena naluri batin setiap manusia selalu merindukan kedamaian dan ketentraman.

Jauh di lubuk hati setiap manusia, terdapat kerinduan yang mendalam untuk mengikuti jalan yang benar. Inilah fitrah manusia yang sejati, fitrah yang diajarkan oleh semua agama.

Keris Tilam Upih

Dalam perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih, Keris Tilam Upih adalah salah satu varian Keris lurus dengan bilah berukuran panjang yang normal. Bentuknya sangat sederhana, memiliki gandhik yang polos dan hanya memiliki pejetan serta tikel alis, tanpa adanya ricikan lainnya.

Keris Tilam Upih juga termasuk salah satu jenis Keris yang sangat terkenal dan paling umum ditemui, karena jumlahnya yang lebih banyak daripada jenis Keris lurus dhapur lainnya. Di masa lalu, hampir setiap keluarga di Jawa menyimpan Keris Tilam Upih sebagai warisan keluarga.

Keris ini dapat dimiliki oleh berbagai kalangan, dari masyarakat biasa hingga bangsawan, sehingga produksi Keris dhapur Tilam Upih lebih melimpah dibandingkan dengan jenis Keris dhapur lainnya.

Keris dhapur Tilam Upih adalah Keris yang disarankan sebagai pilihan utama sebelum seseorang memiliki jenis Keris dhapur lainnya.

Hal ini berkaitan dengan filosofi yang diwakili oleh Keris Tilam Upih, yang melambangkan kedamaian dalam keluarga.

Pesan yang ingin disampaikan melalui Keris ini adalah bahwa sebelum mencapai kesuksesan di luar, seorang pria (sebagai kepala keluarga) seharusnya mencapai kesuksesan terlebih dahulu dalam membangun fondasi yang kuat untuk keluarganya.

Karena keluarga merupakan dasar yang diperlukan untuk membangun hal-hal yang lebih besar dan lebih tinggi, seperti bisnis, karier, kekuasaan, dan kejayaan.

Keris Tilam Upih dihormati sebagai ibu dari segala jenis Keris, bahkan kabarnya Kanjeng Sunan Kalijogo juga pernah menyarankan kepada para pengikutnya bahwa Keris pertama yang sebaiknya dimiliki adalah Keris dengan dhapur Tilam Upih.

Filosofi dan tuah Keris Tilam Upih

Dalam perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih, Tilam Upih memiliki arti sebagai tikar yang terbuat dari anyaman daun yang pada masa lalu sering digunakan sebagai alas tidur. Konsep ini kemudian diambil sebagai simbol ketenangan dalam keluarga atau rumah tangga.

Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan pusaka keluarga dengan dhapur Tilam Upih yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini mencerminkan harapan dari para leluhur agar anak cucu mereka dapat hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan.

Di masa lalu, para orang tua akan mewariskan pusaka keluarga dalam bentuk Keris dengan dhapur Tilam Upih kepada anak-anak mereka yang telah menikah.

Tindakan ini melambangkan harapan dan juga merupakan bentuk nyata dari doa kepada Sang Pencipta, agar kehidupan rumah tangga anak-anak mereka bisa dipenuhi kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Ketika membicarakan mengenai tuah, Keris Jawa selalu terkait dengan adanya tuah yang menggambarkan doa-doa yang diarahkan oleh Empu, sang pembuat Keris, kepada Sang Pencipta melalui rangkaian praktik spiritual dan ritual khusus.

Tuah ini kemudian dihubungkan dengan sebuah Keris sebagai simbol harapan, agar pemilik Keris dan keturunannya dapat mengalami kehidupan yang damai, tenteram, bahagia, dan sejahtera, sesuai dengan doa-doa dan aspirasi yang dikirimkan kepada Sang Pencipta.

Secara umum, perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih tuah atau efek khusus dari Keris Tilam Upih berkaitan dengan kedamaian dan kebahagiaan dalam konteks keluarga serta kesejahteraan. Sementara tuah yang lain tergantung pada pamor yang terukir pada bilah Keris.

Penutup

Demikianlah pembahasane exponesia.id mengenai perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih. Sebagai simbol budaya dan warisan sejarah, keris telah menempati posisi yang penting dalam masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.

Dapur Brojol dan Tilam Upih adalah dua jenis keris yang menawarkan keunikan tersendiri, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun filosofi yang mereka wakili.

Dapur Brojol, yang lebih sederhana dan fungsional, seringkali dihubungkan dengan kejantanan dan keberanian. Sementara itu, Tilam Upih dengan desain yang lebih kompleks dan elegan, seringkali dikaitkan dengan status sosial dan kekuasaan.

Meskipun keduanya adalah jenis keris, perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih tersebut menunjukkan bagaimana objek yang sama bisa memiliki makna dan kegunaan yang begitu beragam tergantung dari banyak faktor, termasuk sejarah, budaya, dan kepercayaan masyarakat.

Dengan mengetahui lebih dalam tentang keris dan jenis-jenisnya, kita juga akan semakin menghargai kekayaan budaya dan sejarah Indonesia.

Memahami perbedaan Keris dhapur Brojol dan Keris dhapur Tilam Upih bukan hanya soal mengetahui bentuk atau fungsi, tetapi juga memahami latar belakang budaya dan filosofi yang menjadi dasar pembuatannya.

Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan atau memajang keris sebagai benda mati, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang tetap hidup dan berkembang seiring dengan perubahan zaman.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *