Cara berkomunikasi dengan Sedulur Papat Limo Pancer-Cara Mudah. Dalam kekayaan budaya dan spiritualitas Indonesia, tak jarang kita menemukan konsep-konsep yang menyimpan pesan moral serta hikmah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep yang telah melekat erat dalam tradisi Jawa adalah “Sedulur Papat Limo Pancer”. Konsep ini lebih dari sekadar simbol atau ungkapan; ia mengandung makna yang mendalam tentang pentingnya menjalin hubungan baik dengan alam dan sesama.
Namun, bagaimana cara berkomunikasi yang benar dengan Sedulur Papat Limo Pancer? Apa saja langkah-langkah yang perlu diambil untuk memahami dan meresapi hikmah yang terkandung dalam konsep ini? Artikel ini akan mengupas tuntas segala yang perlu kalian ketahui.
Apa Itu Sedulur Papat Limo Pancer?
Salah satu ajaran Kejawen yang paling terkenal adalah Sedulur Papat Limo Pancer. Pancer melambangkan tiang kehidupan manusia, yaitu dirinya sendiri yang dikelilingi oleh empat saudara gaib yang disebut Sedulur Papat.
“Sedulur Papat” adalah pendamping yang setia menemani perjalanan hidup kita, mulai dari kelahiran di dunia ini hingga nanti saat kita meninggalkan dunia ini menuju alam kelanggengan.
Orang Jawa memiliki sifat-sifat pasrah, sumeleh, sumarah, ikhlas, dan mengkalianlkan rasa pangrasa. Mereka tidak menjadi bingung oleh hal-hal mistis, namun berhasil menyederhanakan ajaran-ajaran mengenai jagat semesta melalui penggunaan terminologi dan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dimengerti.
Sejak janin mulai tumbuh di dalam kandungan ibu, janin tersebut dilindungi oleh ketuban, kemudian diikuti oleh ari-ari, darah, dan pusar.
Ngelmu Sedulur Papat Lima Pancer ini berasal dari pemahaman akan asal-usul Manusia dan tujuan akhir kehidupan Manusia (Sangkan Paraning Dumadi).
“Sedulur Papat” sering juga disebut “Kakang Pembarep/Kakang Kawah, Adi Ari-ari/Adi Wuragil”. Pemahaman tentang empat saudara (kkalian) dan satu musuh (kala/ego) yang menemani Manusia sepanjang perjalanan hidupnya mencerminkan kekuatan TUHAN yang datang saat Manusia dilahirkan ke dunia.
Dalam ajaran Kejawen, untuk lebih mengenal dan mendekati Sedulur Papat Limo Pancer, mereka perlu diruwat, dirawat, dan dihormati dengan cara diselamati melalui “memetri” atau bancaan.
Meskipun tak terlihat, mereka senantiasa menjadi pendamping dan pengawas kita. Dengan merenungkan tentang mereka, kita dapat menjadikan mereka sebagai saudara atau pendamping paling setia, asalkan kita memahami cara berkomunikasi dengan mereka.
Di manapun kita berada, Sedulur Papat Limo Pancer hadir di sana. Ketika kita berjalan, mereka ikut mengiringi. Ketika tubuh kita tertidur, mereka tetap waspada dan berkomunikasi dengan jiwa kita. Sehingga saat kita bangun di pagi hari, pikiran kita terasa segar karena jiwa kita kembali bersatu dengan kehadiran mereka.
Nama-nama Sedulur Papat Limo Pancer
Nama-nama Sedulur Papat Limo Pancer dan peranannya dalam kehidupan Manusia:
1. Kakang Kawah
Kakang Kawah adalah saudara tua yang melambangkan kawah atau air ketuban yang mengalir dari gua rahim ibu untuk membuka jalan bagi kelahiran bayi. Dia berada di arah timur dan memiliki warna putih.
Air ketuban merupakan yang pertama kali keluar saat seorang wanita melahirkan, yang kemudian diwakili oleh “Kakang Kawah,” saudara tua yang menjaga jasad fisik dari potensi bahaya. Oleh karena itu, perannya dalam kehidupan Manusia adalah sebagai pelindung fisik.
2. Adi Ari-Ari
Adik Ari-Ari adalah representasi dari ari-ari atau plasenta yang dikeluarkan dari rahim ibu setelah proses kelahiran bayi. Dia berada di arah barat dan memiliki warna kuning.
Ari-ari atau plasenta adalah lapisan yang melindungi janin dalam rahim, yang kemudian diwakili oleh “Adi Ari-Ari.” Ini meliputi peran ari-ari dalam mengayomi janin di dalam rahim, yang pada akhirnya membawa kita ke tujuan. Oleh karena itu, perannya adalah sebagai pengantar dalam perjalanan kehidupan.
3. Getih
Getih adalah simbol dari darah yang mengalir dari rahim ibu saat proses kelahiran. Dia berada di arah selatan dan memiliki warna merah.
Darah ini berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin hingga menjadi bayi yang sehat. Darah, atau yang dikenal sebagai Getih, dianggap sebagai sumber kehidupan bagi janin. Oleh karena itu, perannya dalam kehidupan Manusia adalah sebagai pendamping setia yang membantu proses ini.
4. Puser
Puser adalah lambang dari tali pusar yang dipotong setelah bayi lahir. Ia berada di arah utara dan memiliki warna hitam.
Secara biologis, pusar adalah ikatan yang menghubungkan perut bayi di dalam rahim dengan ari-ari. Pusar memiliki peran dalam mengalirkan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi ibu ke janin. Oleh karena itu, peran pusar bisa diartikan sebagai pengantar wahyu.
Keempat saudara ghaib ini senantiasa menjadi pendamping dan penjaga kita dari segala arah, baik kanan, kiri, depan, maupun belakang. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
Sementara itu, Pancer melambangkan diri kita sendiri. Posisi Pancer terletak di tengah, diapit oleh dua saudara tua (kakang mbarep/kakang kawah) dan dua saudara muda (adi ari-ari dan adi wuragil).
Konsep Ngelmu Sedulur Papat Lima Pancer ini lahir dari pemahaman tentang asal-usul manusia dan tujuan akhir kehidupan manusia (Sangkan Paraning Dumadi).
Cara Berkomunikasi dengan Sedulur PapatSedulur Papat Limo Pancer
Duduk dengan posisi bersila di dalam ruangan yang gelap gulita, tanpa adanya cahaya sedikit pun. Tutup mata atau biarkan mata tetap terbuka, dan cukup dalam batin di kedua sisi otak, aktifkanlah “Sejatine Ingsun” yang ada di dalam diri kita. Hanya diri kita sendiri yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Sedulur Papat.
Mantra untuk memanggil atau berkomunikasi dengan Sedulur Papat:
- Mantra-1:
“Marmarti Kakang Kawah Adi Ari-Ari, Getih, puser,
kadang ingsun papat kalimo pancer
kadang ingsun kang katon lan kang ora katon
kadang ingsun kang kerawatan lan kang ora kerawatan
sarto kadang ingsun kang metu saka ing marga ino
lan kang ora metu saka ing marga ino
miwah kadang ingsun kang metu bebarengan sadina kabeh
bapanta ana ing ngarep, ibunta ana ing mburi
ayo podo… (ucapkan niat kita)”
Artinya: “Marmarti (saudara laki-laki dan perempuan yang ghaib), kawah kakakku, adikku tali ari-ari, saudaraku di pusar, empat saudara dan satu saudaraku di tengah, saudaraku yang ghaib dan saudaraku yang tak terawat, saudaraku yang dilahirkan dari rahim ibu dan saudara-saudaraku yang tidak dilahirkan dari rahim ibu, saudara-saudaraku yang dilahirkan bersamaan pada hari yang sama, bapak asuhku yang ada di depan, ibu asuhku yang ada di belakang, marilah kita… (ucapkan niat kita)”
Mantra Sedulur Papat Limo Pancer ini memulai dengan menyebut kata “Marmarti” (saudara gaib) sebagai kata awal saat memulai membacakan mantra. Setelah menyebut kata Marmarti, selanjutnya disebutkan semua simbol dunia halus: kakang kawah, adi ari-ari, saudara yang terlihat dan yang tak terlihat (sedulur katon lan ora katon), saudara yang lahir dari rahim ibu, serta bapa dan ibu.
Semua entitas yang disebutkan dipercaya dapat membantu seseorang untuk meraih konsentrasi sebelum menghaturkan niat atau permohonan kepada TUHAN.
Dikatakan bahwa kekuatan spiritual mantra ini akan terasa ketika dibaca kapan saja, baik sebelum makan, mandi, tidur, berangkat kerja, atau dalam aktivitas sehari-hari lainnya.
- Mantra-2:
“Marmarti, Kakang Kawah, Adi AriAri, Getih, Otot, Puserku
sing metu soko margo ino lan sing ora metu soko margo ino
sing metu bareng sedino
nini among, kaki among sing ngemongi jiwo raganingsun
mban-mbanono aku rinten klawan ndalu
tak opahi kembang wangi”
Artinya: “Marmarti (saudara laki-laki dan perempuan ghaib) kakang kawah, adi ariari, darah, otot, pusarku, mereka yang dilahirkan dari rahim ibu dan mereka yang dilahirkan bukan dari rahim ibu, mereka yang dilahirkan bersamaan pada hari yang sama, ibu asuh, bapak asuh yang merawat jiwa ragaku, lindungi aku sepanjang siang dan malam, kuberi imbalan kembang wangi”
Mantra Sedulur Papat Limo Pancer ini memiliki kesamaan dengan Mantra-1, di mana simbol-simbol dan kata-kata yang digunakan tetap sama, hanya cara penggunaannya yang berbeda.
Mantra ini juga dapat dibaca kapan saja seperti Mantra-1. Konon, keampuhan mantra ini akan semakin meningkat jika dilakukan dengan melakukan tirakat atau puasa mutih selama 7 hari.
- Mantra-3:
“Ibu bumi, Bapa Kuwasa, Ibu wengi, Bapa rina
kakangku mbarep adiku wuragil
dinten pitu pekenan gangsal
kulo nyuwun ngapura kula nyuwun… (ucapkan niat kita)”
Artinya: “Ibu bumi, Bapak langit, Ibu malam, Bapak siang,
Saudara tertuaku, saudara termudaku tujuh hari dan lima hari
(Ya TUHAN) ampuni aku, aku minta… (ucapkan niat kita)”
Mantra ini digunakan sebagai permohonan rezeki. Nama-nama yang disebutkan pertama kali adalah Ibu dan Bapa. Ibu dan Bapa, yang merupakan orang tua, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan skalianng dan pangan bagi anak-anaknya.
Selanjutnya, mantra ini menghubungkan bapak dan ibu dengan istilah “Ibu wengi” (Ibu malam) dan “Bapa Rina” (Bapak siang) sebagai sinonim. Dua kekuatan spiritual lain yang disebutkan adalah Kakang mbarep (saudara sulung) dan Adi wuragil (adik bungsu).
Setelah itu, pada salah satu hari dari tujuh hari dalam kalender masehi dan lima hari dalam kalender Jawa, doa sesuai dengan kebutuhan dimulai.
Mantra ini diyakini memiliki kekuatan spiritual ketika diucapkan setiap tengah malam di halaman rumah. Biasanya, ini dilakukan bersamaan dengan berpuasa mutih selama tiga atau tujuh hari.
- Mantra-4:
“Bapa kuwasa, ibu pratiwi kulo nyuwun sih pitulungan
sedulurku kang tuwa, kang ana wetan putih rupane,
kedadeane getih putih
sedulurku kang ana kidul, abang rupane
kedadeane getih abang
sedulurku kang ana kulon, kuning rupane
kedadeane ari-ari
sedulurku kang ana lor, ireng rupane
kedadeane puser
kulo nyuwun derajat lan rejeki ingkang agung”
Artinya: “Bapak langit, ibu bumi, aku mohon pertolongan dirimu. Saudaraku yang tua yang ada timur putih rupanya, kejadiannya dari air ketuban. Saudaraku di selatan, merah rupanya, kejadiannya dari darah merah. Saudaraku yang ada di barat, kuning rupanya, kejadiannya dari ari-ari. Saudaraku yang ada di utara, hitam rupanya kejadiannya dari tali pusar, tolong beri aku kedudukan dan rezeki yang besar”
Selain rezeki dalam bentuk skalianng dan pangan, bagi mereka yang ingin meraih kedudukan terhormat, mantra ini bisa diucapkan untuk memohon promosi ke jabatan yang lebih tinggi.
Keberuntungan atau kekuasaan yang lebih besar juga termasuk dalam permohonan yang diharapkan dari TUHAN. Selanjutnya, mantra ini secara berurutan menyebutkan Sedulur Papat Limo Pancer beserta warna-warnanya dan empat arah mata angin.
Setelah fokus, kemudian diungkapkan apa yang menjadi keinginan, seperti jabatan yang tinggi dan rejeki yang melimpah. Mantra ini dapat diulang setiap malam sambil berpuasa, sampai permohonan tersebut terkabul.
Penutup
Demikianlah pembahasan exponesia.id mengenai cara berkomunikasi dengan Sedulur Papat Limo Pancer. Komunikasi dengan Sedulur Papat Limo Pancer tidak semata-mata adalah sebuah ritual keagamaan atau mistis, tetapi lebih kepada sebuah simbol dari upaya memahami hubungan harmonis antara manusia dan alam semesta, serta manusia dengan Tuhan. Tentunya, ini bukanlah sebuah tindakan yang dapat dilakukan sembarangan dan membutuhkan kepercayaan, konsistensi, serta pemahaman yang mendalam.
Menggunakan pendekatan yang benar dan tulus akan membawa kita pada sebuah pencerahan yang tidak hanya akan memperkuat iman kita, tetapi juga memberi kita petunjuk dalam menjalani kehidupan ini.
Dalam sebuah zaman yang serba cepat dan materialistis, koneksi dengan Sedulur Papat Limo Pancer bisa menjadi jalan untuk kembali ke esensi kehidupan: keharmonisan, kebersamaan, dan ketenangan.
Ingatlah, tujuan utama dari berkomunikasi dengan Sedulur Papat Limo Pancer adalah untuk mencari petunjuk dan kebijaksanaan, bukan untuk keperluan duniawi yang bersifat sementara. Oleh karena itu, lakukanlah dengan penuh keikhlasan dan kesadaran spiritual.
Semoga artikel ini bisa memberikan pencerahan dan menjadi panduan bagi kalian yang tertarik untuk lebih mendalami tentang cara berkomunikasi dengan Sedulur Papat Limo Pancer. Namun, selalu ingat bahwa pemahaman mendalam dan niat yang tulus adalah kunci utama dari semua ini.
Selamat menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan penuh makna.