Exponesia.id – Pengertian Tasawuf : Sejarah dan Tujuannya Lengkap. Selamat datang di dunia Tasawuf, aspek mistis dan mendalam dari spiritualitas Islam. Dalam panduan komprehensif ini, kami akan menggali Pengertian Tasawuf: Sejarah dan Dasar Ilmunya, menawarkan pemahaman mendalam tentang sejarah dan prinsip-prinsip mendasarnya. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan pencerahan ini.
Tasawuf, atau Sufisme, adalah dimensi mistis dan spiritual Islam. Praktik yang mendalam dan kontemplatif ini bertujuan untuk mencapai hubungan yang lebih dekat dengan Yang Ilahi. Ini fokus pada perjalanan batin jiwa, melampaui ritual dan doktrin Islam mainstream.
Pengertian Tasawuf
Tasawuf, juga dikenal sebagai sufisme, adalah ajaran yang mengajarkan cara mensucikan jiwa, memurnikan akhlak, dan memperkuat dimensi lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan kekal.
Sejarah, madzhab, dan esensi ajarannya memiliki beberapa interpretasi berbeda tentang apa itu sufi atau tasawuf. Paling tidak ada enam pendapat yang berbeda tentang hal ini, sebagai berikut:
Kata “shuffah” yang berarti penghuni Masjid Nabawi yang dihuni oleh sebagian sahabat Anshar. Ini karena amalan ahli tasawuf mirip dengan yang diamalkan oleh sahabat-sahabat tersebut, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.
Kata “shaf” yang dapat berarti barisan. Istilah ini dianggap sebagai akar kata “tasawuf” karena ahli tasawuf adalah individu atau kelompok yang membersihkan hati mereka, dan diharapkan berada dalam barisan pertama di hadapan Allah SWT.
Kata “shafa” juga dapat berarti bersih, karena ahli tasawuf berusaha membersihkan jiwa mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kata “shufanah” merujuk kepada pohon yang tumbuh di padang pasir. Ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi penuh pergolakan, ketika umat Muslim tergoda oleh materi dan kekuasaan, seperti pohon shufanah yang bertahan di padang pasir yang tandus.
Kata “Teosofi,” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu tentang Tuhan, karena tasawuf banyak membahas tentang aspek ketuhanan.
Kata “shuf” yang juga dapat berarti bulu domba, karena ahli tasawuf awalnya mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba.
Meskipun memiliki definisi yang beragam, tasawuf memiliki tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi aspek-aspek dunia.
Dalam konteks yang sama, tasawuf dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan dan penyatuan antara hamba dan Tuhan, serta mencapai pemahaman yang mendalam tentang agama (ma’rifat) dan hakikat spiritual.
Sejarah Perkembangan Tasawuf
Sejarah perkembangan tasawuf adalah topik yang menarik dan kompleks dalam dunia Islam. Terdapat berbagai pandangan dan pendapat tentang asal-usul dan perkembangan ilmu tasawuf, dan ini telah menjadi subjek perdebatan sepanjang sejarah Islam.
Salah satu pandangan adalah bahwa tasawuf telah ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Ini mungkin merujuk pada konsep kesederhanaan dan penarikan diri dari dunia yang dianut oleh beberapa individu sebelum Islam muncul. Terdapat pula klaim bahwa tasawuf muncul setelah kerasulan Nabi Muhammad, yang berarti tasawuf adalah hasil dari refleksi dan praktik spiritual yang dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Nabi.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf mulai berkembang di wilayah Irak dan Iran pada abad ke-8 M. Pada saat itu, masyarakat yang baru masuk Islam memelihara kesederhanaan dan menjauhi kesenangan dunia. Mereka percaya bahwa kesederhanaan adalah jalan menuju kedekatan dengan Allah.
Sebagian pendapat lainnya berpendapat bahwa akar tasawuf dapat ditelusuri ke zaman Nabi Muhammad SAW, terutama melalui kelompok yang dikenal sebagai “ahl al-suffa” atau orang-orang beranda. Mereka dianggap sebagai pembawa ajaran tasawuf yang mendasar, yang mereka peroleh dari pengetahuan dan praktik Nabi Muhammad.
Di sisi lain, ada pandangan bahwa tasawuf muncul sebagai reaksi terhadap pertikaian politik yang terjadi di antara umat Islam selama masa kekhalifahan Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Pertikaian politik ini menciptakan ketegangan dalam masyarakat Islam, dan beberapa orang mulai menjauhi politik dan kekuasaan, menganggapnya sebagai hal yang “kotor.” Gerakan “uzlah,” yaitu menarik diri dari urusan dunia, mulai muncul pada saat itu. Pada masa inilah gerakan tasawuf mulai berkembang, dengan Hasan Al-Bashri menjadi salah satu tokoh utamanya pada abad kedua Hijriyah.
Jadi, sejarah tasawuf memiliki banyak sudut pandang yang berbeda, dan asal-usulnya tetap menjadi subjek diskusi di kalangan cendekiawan Islam. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa tasawuf telah menjadi bagian penting dari warisan spiritual Islam dan telah mempengaruhi pemikiran dan praktik keagamaan banyak individu dalam sejarah Islam.
Dasar Ilmu Tasawuf
Setelah mengetahui Pengertian Tasawuf, selanjutnya sama halnya dengan ajaran-ajaran dalam agama Islam yang lain, ilmu tasawuf juga ditegaskan agar tetap berlandaskan Alquran. Di bawah ini, kami akan menyebutkan prinsip-prinsip dasar ilmu tasawuf, yaitu:
Surat Al-Baqarah Ayat 115 berbunyi :
“Dan kepunyaan Allah-lah dari timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui.”
Surat Al-Baqarah Ayat 186 berbunyi :
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku sangat dekat. Aku mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka kemudian memenuhi (segala perintahKu) serta hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka kemudian selalu berada dalam kebenaran.”
Surat Qaf Ayat 16 berbunyi :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia serta mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami menjadi lebih dekat kepadanya dibandingkan urat lehernya.”
Surat Al-Kahfi Ayat 65 berbunyi :
“Lalu mereka akan bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, serta yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Pandangan Tentang Asal Usul Tasawwuf
Sudah memahamai Pengertian Tasawuf kan? nah selanjutnya pandangan mengenai asal usul tasawwuf atau sufisme adalah topik yang mendalam dan beragam dalam sejarah Islam. Beberapa pandangan mengenai asal usul tasawwuf adalah sebagai berikut:
1. Asal Usul Nama “Sufi”
Sufisme berasal dari kata “suf,” yang dalam bahasa Arab berarti pakaian yang terbuat dari wol. Para pemeluk awal tasawwuf sering mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari wol sebagai tanda asketisme dan kesederhanaan hidup. Hal ini mencerminkan semangat mereka untuk menjauh dari kemewahan dunia. Oleh karena itu, mereka disebut “Sufi” karena pemakaian pakaian semacam itu.
2. Pengaruh Budaya Lain
Seiring berjalannya waktu, tasawwuf mengalami pengaruh dari berbagai budaya dan tradisi. Dunia Kristen, neo-platonisme, serta pengaruh dari Persia dan India turut memengaruhi perkembangan tasawwuf. Pengaruh ini menyumbangkan elemen-elemen mistik dan filosofis dalam ajaran tasawwuf.
3. Ajaran Mistik dan Kehadiran Tuhan
Sufisme adalah ajaran mistik yang dianut oleh sekelompok umat Islam, terutama di Timur, seperti Persia dan India. Mereka mengajarkan bahwa segala yang ada dalam dunia ini adalah sesuatu yang bersifat khayali (idealis) dan bahwa manusia adalah pancaran Tuhan yang selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan-Nya melalui ibadah dan kontemplasi.
4. Asal Geografis
Ada pandangan bahwa tasawwuf berasal dari kota Bashrah di wilayah Iraq. Para tokoh awal sufisme sering mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (disebut “shuuf”), yang kemudian memberi mereka julukan “Sufi.”
5. Kontroversi Asal Usul
Terdapat perbedaan pandangan dalam Islam mengenai apakah tasawwuf adalah ajaran yang benar-benar berakar dalam ajaran Rasulullah atau merupakan pengembangan kemudian. Beberapa ulama seperti Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir berpendapat bahwa ajaran Sufi memiliki perbedaan yang signifikan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan ia menganggap bahwa asal usul ajaran Sufi ini lebih terkait dengan pengaruh dari agama-agama dan tradisi keagamaan lain seperti Nashrani, Hindu, Yahudi, dan Buddha.
Tujuan Tasawuf
Tujuan utama adalah mencapai ma’rifatullah, yaitu pengetahuan dan pengenalan yang mendalam terhadap Allah SWT.
Tasawuf mengajarkan individu untuk mengenali hakikat dirinya, mengendalikan hawa nafsunya, dan memurnikan hatinya agar lebih dekat dengan Tuhan.
Tasawuf, atau mistisisme Islam, memiliki beberapa tujuan yang lebih spesifik dalam perjalanannya menuju kedekatan dengan Allah. Berikut adalah beberapa tujuan tersebut:
1. Mengembangkan Cinta dan Rasa Kasih kepada Allah
Salah satu tujuan utama tasawuf adalah mengajarkan individu untuk mencintai Allah secara tulus. Ini melibatkan pemahaman bahwa kasih sayang Allah meliputi seluruh alam semesta. Melalui praktik-praktik tasawuf seperti dzikir, meditasi, dan tafakkur (kontemplasi), individu berusaha memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
2. Mencapai Penyatuan dengan Tuhan
Tasawuf mengajarkan konsep penyatuan (fana) dengan Tuhan. Ini berarti individu berupaya untuk mencapai tingkat di mana diri mereka melebur sepenuhnya dengan kehendak dan cinta Allah. Penyatuan dengan Tuhan dianggap sebagai tingkat kesempurnaan spiritual tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang manusia.
3. Memurnikan Diri
Tasawuf mendorong individu untuk memurnikan hati dan jiwa mereka. Ini melibatkan menjauhkan diri dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan, kesombongan, dan kebencian, sambil meningkatkan sifat-sifat positif seperti sabar, syukur, dan kasih sayang. Melalui pengendalian diri dan introspeksi, individu belajar mengatasi hawa nafsu dan mencapai kedamaian batin.
4. Memberikan Bimbingan Spiritual
Seorang guru atau syekh memiliki peran penting dalam tasawuf. Mereka berperan sebagai pemandu spiritual yang memberikan bimbingan dan nasihat kepada para murid. Hubungan antara guru dan murid dalam tasawuf sangat erat, dan murid diharapkan untuk menghormati serta mentaati guru mereka dalam perjalanan spiritual mereka.
5. Mengamalkan Nilai-Nilai Etika Islam
Tasawuf mengajarkan pentingnya mengamalkan nilai-nilai etika Islam dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang terlibat dalam tasawuf diharapkan menjadi teladan dalam perilaku, kejujuran, dan keadilan. Mereka dipandang sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat, membantu mempromosikan kedamaian dan keharmonisan.
Dengan tujuan-tujuan ini, tasawuf tidak hanya menjadi perjalanan spiritual, tetapi juga sebuah upaya untuk mencapai kedekatan dengan Allah sambil menjalani kehidupan dengan etika yang luhur.
Penutup
Dalam penutup artikel ini, exponesia.id telah menjelajahi pengertian tasawuf, sejarahnya, dan tujuannya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah cabang dalam Islam yang menekankan aspek spiritual dan pencarian kedekatan dengan Tuhan. Sejarah tasawuf mencakup perkembangan yang panjang dan banyak tokoh besar yang memainkan peran penting dalam memperluas ajaran-ajaran tasawuf.