Exponesia.id – Lirik Ya Hadisi Ruwaida : Arab, Terjemahan dan Latin Lengkap. Ketika senandung harmoni kata-kata merayap lembut di udara, melahirkan sebuah kisah yang menggugah jiwa, tak dapat dipungkiri bahwa lirik-lirik yang terpatri dalam “Ya Hadisi Ruwaida” memiliki keajaiban tersendiri. Sebuah karya puitis yang merentangkan makna cinta dalam setiap baitnya, mengajak pendengarnya untuk merenung dalam keindahan kalimat-kalimat yang mengalir begitu indah.
“Ya Hadisi Ruwaida,” sebuah ungkapan yang tak hanya menciptakan melodi di telinga, tetapi juga mengukir cerita yang mendalam di dalam hati. Kata-kata yang disusun dengan penuh kebijaksanaan, mengajak kita menapaki lorong-lorong perasaan yang tersembunyi, membuka lembaran kisah yang kadang terlupa.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri makna-makna yang tersembunyi di balik Lirik Ya Hadisi Ruwaida. Bagaimana setiap bait mampu menjadi jendela yang membuka pandangan akan keindahan, kehilangan, dan kebahagiaan. Mari kita bersama-sama meresapi keajaiban kata-kata yang melibatkan kita dalam perjalanan batin yang tak terlupakan.
Lirik Ya Hadisi Ruwaida
Berikut adalah Lirik Ya Hadisi Ruwaida, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya :
يا حادی سر رويدا ؛ وانشد امام الرکب
Yâ hâdî sir ruwaidân wansyud amâmar-rokbi
Wahai pemandu rombongan berjalanlah perlahan, Bernyanyilah dihadapan mereka yang ikut serta dlm rombonganفی الرکب لی عريب ؛ أخذوا معهم قلبی
Fîr-rokbi lî ‘uroibun akhodzû ma’ahum qolbî
Bersama rombongan ada seorang yang kucintai, Mereka membawa bersama buah hatikuمن لی إذا أخذوا لی قلبی
Man lî idzâ akhodzû lî qolbî
Siapakah pendampingku jika mereka membawa kekasihkuشتتونی فی البوادی ؛ اخذوا منی فؤادی
Syatatûnî fîl bawâdî akhodzû minnî fu-âdî
Rombongan itu membuatku berkeluh kesah Karena membawa pergi kekasihku..من لی إذا أخذوا لی قلبی
Man lî idzâ akhodzû lî qolbî
Siapakah pendampingku jika mereka membawa kekasihkuفانح يا حويد العيس ؛ وأنزل طيبة بالتقديس
Fanhu yâ huwaidal ‘îsi wa anzil thoybah bittaqdîs
Maka berhentilah wahai pemandu kekasih, Singgahlah ke Madinah tempat yang suciتخظی المنی بنيل القرب
Tukhdhôl munâ binailil qurbi
Niscaya tercapai cita–cita mu dengan hampir kepada Raudah Nabiرفقا رفقابی ياحادی ؛ رفقا رفقا بفؤادی
Rifqôn rifqôn bî yâ hâdî rifqôn rifqôn bifu-âdî
Kasihanilah aku wahai pemandu.. kasihanilah hatiku yang rinduمن لی إذا أخذوا لی قلبی
Man lî idzâ akhodzû lî qolbî
Siapakah pendampingku jika mereka membawa kekasihkuالله الله الله يا إلهی يامجيب
Allâh Allâh Allâh Yâ ilâhî yâ mujîbu
Ya Allah, Wahai Allah yang menerima doaالله الله الله فبطيبة لی حبيب
Allâh Allâh Allâh fabithoybah lî habîb
Ya Alloh, Bagiku di Madinah seorang kekasihالله الله الله أرجو يشفع لنا الله الله يشفع لنا من ذنبی
Allâh Allâh Allâh arjû yasyfa’u lanâ Allâh Allâh Allâh yasyfa’u lanâ min dzanbî
Ya Allah, Aku mengharap syafaatnya, Agar terhapus segala dosaالله الله الله الله لا إله إلا الله ، واحد جل علاه معبود بالليل والنهار
Allâh Allâh Allâh Allâh Lâ ilâha illâAllâh wâhidun jalla ‘ulâhu Ma’bûd billaili wannahâri
Allah Allah, Tiada tuhan melainkan Allah Yang Maha Esa Yang Agung ketinggianNya Yang disembah pada malam dan siang
Waktu Terbaik untuk Sholawat
Dalam Islam, kegiatan bersholawat merupakan ibadah yang penuh keberkahan. Meski tidak ada waktu yang secara khusus ditetapkan untuk melantunkan doa-doa ini, terdapat beberapa waktu yang dianggap lebih utama dan memberikan hikmah tersendiri.
Salah satu waktu yang sangat dianjurkan untuk bersholawat adalah setelah menyelesaikan salat wajib dan sunnah. Saat-saat ini dianggap sebagai momen yang istimewa, di mana hati masih penuh dengan kesadaran akan kebesaran Allah setelah menunaikan kewajiban ibadah. Melalui sholawat, umat Muslim diingatkan untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda rasa syukur dan penghormatan terhadap ajaran-Nya.
Selain itu, sepertiga malam juga merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk bersholawat. Pada saat ini, bumi tengah malam sudah hening, dan atmosfer spiritual mencapai puncaknya. Menyisir kegelapan malam dengan sholawat adalah cara untuk menenangkan jiwa, merenung, dan memohon ampunan dari Allah. Moment ini dianggap sebagai pintu yang terbuka lebar untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Namun, tak hanya soal waktu, tetapi juga mengenai jumlah sholawat yang dibaca. Islam memberikan keleluasaan kepada setiap individu untuk memilih dan menyesuaikan jumlah sholawat dengan kemampuan dan kesibukan masing-masing. Tidak ada takaran khusus, yang terpenting adalah konsistensi dan keikhlasan dalam melantunkan doa-doa tersebut.
Keberkahan dalam bersholawat tidak hanya terletak pada waktu dan jumlah, melainkan pada keihklasan hati dan keteguhan dalam melanjutkan amalan tersebut. Bersholawat bukan hanya tentang ritual, tetapi juga tentang perjalanan spiritual yang membawa kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, istiqamah dalam membaca sholawat menjadi kunci utama untuk mendapatkan manfaat dan rahmat yang terkandung dalam setiap doa yang diucapkan.
Penutup
Dalam penutup artikel dari exponesia.id ini, kita dapat menyimpulkan bahwa “Lirik Ya Hadisi Ruwaida” bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah perjalanan emosional dan spiritual. Setiap baitnya menjadi serambi yang membuka pintu hati untuk meresapi makna yang mendalam. Melalui lirik ini, kita diingatkan akan keindahan nilai-nilai kehidupan dan kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya.
Semoga melalui keindahan lirik “Ya Hadisi Ruwaida” ini, kita dapat menemukan inspirasi, ketenangan, dan kebijaksanaan dalam setiap langkah kehidupan. Mari kita terus menggali makna-makna dalam lirik ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, setiap bait lirik akan menjadi petunjuk yang membimbing langkah kita menuju kebaikan dan kebijaksanaan yang lebih besar.