Exponesia.id – Arti Sami’na Wa Atho’na : Makna dan Contoh Penerapannya. “Sami’na Wa Atho’na”—dua kata ini sering kita dengar, terutama dalam konteks ibadah dan keagamaan. Frase ini memiliki makna yang sangat mendalam dan sering menjadi simbol dari keimanan dan ketaatan seorang Muslim. Namun, apakah kita benar-benar memahami arti dan esensi dari kata-kata ini? Artikel ini akan membahas secara mendalam Arti Sami’na Wa Atho’na, pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, serta bagaimana frase ini dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sami’na Wa Atho’na – Arab dan Artinya
Sami’na wa atho’na adalah kalimat atau lafadz yang berasal dari kitab suci Al-Qur’an yang terdapat pada Surat Al-Baqarah Ayat 285, Surat Al-Ma’idah Ayat 7, dan Surat An-Nur Ayat 51, yang artinya Kami dengar dan kami taati. Adapun tulisan Arab, latin, dan artinya adalah sebagai berikut.
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
Latin: Sami’na wa ata’na
Artinya: “Kami dengar dan kami taati”
“Sami’na wa atho’na” berarti “kami mendengar dan kami patuh atau taat.” Ini menggambarkan seseorang yang selalu mendengarkan ajaran Allah SWT, melaksanakan perintah-Nya, serta taat dan menghindari larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Arti Sami’na Wa Atho’na
“Sami’na Wa Atho’na” adalah ungkapan dalam bahasa Arab yang memiliki makna penting dalam konteks Islam. Ungkapan ini sering digunakan dalam Al-Qur’an untuk mengekspresikan sikap dan tindakan yang diperlukan oleh umat Muslim terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang makna ungkapan ini dalam tiga konteks yang telah Anda sebutkan:
Surat An-Nur Ayat 51:
Dalam konteks ini, “Sami’na Wa Atho’na” menggambarkan sikap umat Muslim terhadap hukum Allah dan ajaran Rasul-Nya. Makna ungkapan ini adalah bahwa mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan ketaatan terhadap hukum Allah dan responsif terhadap seruan yang datang dari Rasul-Nya. Mereka menjawab dengan penuh ketundukan dan tanpa rasa keberatan, menunjukkan ketaatan yang tulus terhadap ajaran agama.
Surat Al-Ma’idah Ayat 7:
Dalam konteks ini, “Sami’na Wa Atho’na” menunjukkan sikap umat Muslim terhadap ayat-ayat Allah, baik yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun yang termanifestasikan dalam alam semesta. Makna ungkapan ini adalah bahwa mereka mendengarkan dengan pemahaman yang mendalam, bukan hanya dengan pendengaran fisik, terhadap seruan Allah. Mereka mendengarkan dengan hati yang terbuka, penuh pemahaman, dan bersedia tunduk serta patuh terhadap ajaran-Nya.
Surat Al-Baqarah Ayat 285:
Dalam konteks ini, “Sami’na Wa Atho’na” menekankan pada sikap umat Muslim terhadap firman Allah. Makna ungkapan ini adalah bahwa mereka mendengar, memahami, dan melaksanakan ajaran Allah dengan sepenuh hati. Mereka tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tetapi juga memahami maknanya dan berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan panduan dan tuntunan yang diberikan kepada mereka.
Secara keseluruhan, “Sami’na Wa Atho’na” merupakan ungkapan penting yang mencerminkan ketaatan, kepatuhan, dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam agama Islam. Ini adalah sikap yang diharapkan dari umat Muslim dalam menjalani kehidupan mereka dan mengikuti petunjuk agama mereka.
Sami’na Wa Atho’na Ghufronaka Robbana Artinya
Ketika melafalkan tahlil, umumnya juga diikuti dengan pembacaan bagian akhir dari Surat Al-Baqarah, yang mencakup kalimat “Sami’na wa Atho’na ghufron.” Selain tiga surat yang telah disebutkan, frasa “Sami’na wa Atho’na” juga bisa ditemukan di Surat Al-Baqarah ayat 285. Ini adalah ayat tersebut :
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Artinya:
Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Penerapan Sami’na Wa Atho’na dalam Kehidupan
Secara umum, Arti Sami’na Wa Atho’na yang bermakna “kami mendengar dan kami taat,” memiliki signifikansi yang mendalam dalam konteks budaya dan agama, terutama di lingkungan pondok pesantren. Frase ini mencerminkan prinsip-prinsip fundamental dalam Islam yang berkaitan dengan ketaatan, kesetiaan, dan keyakinan terhadap perintah Allah dan ajaran Rasulullah SAW.
Dalam lingkungan pondok pesantren, frase ini sering diucapkan oleh para kyai atau pemimpin spiritual saat santrinya melanggar aturan. Contohnya, ketika seorang santri tidak melaksanakan shalat, tidak mengikuti jamaah, atau melakukan tindakan seperti mencuri. Arti dari “Sami’na wa atho’na” di sini adalah pengakuan atas pelanggaran yang telah dilakukan, dan tekad untuk mendengarkan dan taat kepada otoritas agama dan pendidikan yang mengajarinya.
Filosofi “Sami’na wa atho’na” tidak hanya terbatas pada pondok pesantren, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, organisasi, dan masyarakat. Sebagai contoh, seseorang yang mengamalkan sikap “Sami’na wa atho’na” akan menerima nasihat dan perintah dengan tulus dari otoritas atau pemimpinnya, tanpa keraguan atau perlawanan, asalkan itu sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan moral yang ia yakini.
Allah SWT Berfirman dalam Alquran:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59).
Dalam kehidupan sehari-hari, konsep “Sami’na wa atho’na” mengajarkan bahwa ketika kita menghadapi cobaan atau perbedaan pendapat, kita tidak boleh berputus asa atau memilih jalan yang bertentangan dengan ajaran agama. Sebaliknya, kita harus mempercayakan semua urusan kepada Allah dan tetap taat pada-Nya, karena itulah jalan terbaik yang tidak hanya membawa kebahagiaan dunia, tetapi juga mendapatkan ridha Allah SWT tanpa harus melanggar perintah-Nya. Dengan kata lain, “Sami’na wa atho’na” mengajarkan ketaatan dan keyakinan pada jalan yang benar, bahkan dalam menghadapi tantangan dan godaan dalam kehidupan.
Penutup
Melalui artikel dari exponesia.id ini, diharapkan kita semua bisa lebih memahami dan menerapkan prinsip Arti Sami’na Wa Atho’na dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, prinsip ini bukan hanya kata-kata indah, tetapi merupakan sebuah komitmen untuk selalu berbuat yang terbaik dalam kehidupan. Mari kita sama-sama menerapkan nilai ini sebagai langkah konkret menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.