Doa Akasah – Arti Terjemah dan Keistimewaanya. Sejak zaman dahulu, doa telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia, terutama dalam konteks spiritual dan agama. Menggunakan kata-kata yang indah dan penuh makna, manusia mengungkapkan harapan, ketakutan, keinginan, dan rasa syukurnya kepada Tuhan.
Dalam tradisi Islam, berbagai doa telah diwariskan kepada kita dari Nabi Muhammad SAW, yang memberikan petunjuk dan hikmah dalam berbagai aspek kehidupan.
Salah satu doa yang paling kuat dan bermakna dalam tradisi Islam adalah Doa Akasah. Dikenal juga sebagai Doa Langit, Doa Akasah dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang dapat membuka pintu-pintu langit dan mendekatkan umat manusia kepada kehendak Tuhan.
Dalam artikel ini, kita akan mencoba memahami dan mempelajari lebih lanjut tentang arti, kekuatan, dan praktek dari Doa Akasah.
Mengenal Doa Akasah
Seperti yang dikutip dari buku “Terjemah dan Fadhilah Majmu’ Syarif” karya Ustadz Rusdianto, disebutkan bahwa doa Akasah merupakan doa taubat. Menurut cerita, doa ini aslinya dibawa oleh Malaikat Jibril dari ‘Arsy. Hal ini diriwayatkan oleh Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq,
“Pada suatu hari, ketika aku sedang duduk di depan Rasulullah Saw. di Masjid Madinatul Munawwarah, tiba-tiba Malaikat Jibril datang membawa Doa Akasyah, lalu diberikan kepada Rasulullah seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, aku membawa Doa Akasyah, sejak dari Adam dan nabi-nabi lain belum pernah diberi kecuali kepada engkau.’ Malaikat Jibril menambahkan, ‘Aku melihat Doa Akasyah ini tergantung di bawah Arsy selama 90.000 tahun sebelum Allah SWT menciptakan dunia dan seisinya.’”
Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq juga meriwayatkan, “Rasulullah pernah berpesan padaku, ‘Janganlah kau abaikan membaca Doa Akasyah ini, karena dengan membacanya, engkau akan mendapatkan perlindungan dan karunia dari Allah yang membuatmu mampu menghafal Al-Qur’an dan kitab-kitab lainnya.’”
Dalam Kitab Majmu Syarif dan Kitab Perukunan Melayu, doa Akasah disebutkan memiliki manfaat bagi setiap Muslim yang melafalkannya setiap hari.
“Di antaranya, jika orang yang membacanya sedang sakit, maka ia akan disembuhkan oleh Allah SWT; jika orang tersebut memiliki hutang, maka Allah SWT akan melepaskan hutangnya; dan barangsiapa yang membaca doa ini dengan kepercayaan yang benar, maka ia akan dilindungi oleh Allah SWT dari segala bahaya dan kehancuran, serta Allah SWT akan memenuhi segala kebutuhannya dengan berkah doa ini, insya Allah SWT. Amiiin ya rabbal alamin.” (Perukunan Melayu)
Keutamaan Doa Akasah
Umat Islam dapat menjadikan doa Ukasyah sebagai bagian dari doa rutin mereka sehari-hari. Hal ini dikarenakan doa tersebut diketahui memiliki berbagai keutamaan.
- Pertama, doa tersebut berfungsi untuk membantu memudahkan proses menghafal Al-Qur’an. Ini adalah berkah yang sangat berharga bagi setiap muslim yang berkeinginan menghafal kitab suci mereka.
- Kedua, doa Akasah dipercaya dapat membuka pintu rezeki. Keyakinan ini berakar dari pemahaman bahwa Allah Swt. akan memerintahkan 70 ribu malaikat di langit untuk membawa kebajikan dan mempermudah rezeki bagi mereka yang mengamalkan doa ini.
- Tak hanya itu, orang-orang yang mengamalkan doa ini juga dipercaya akan mendapatkan pengampunan dosa serta pahala yang melimpah.
Keutamaan lain dari doa ini adalah dikatakan dapat memberikan kesembuhan bagi orang yang sakit, membantu melepaskan seseorang dari beban utang, serta mewujudkan segala keinginan yang diajukan.
Doa Akasah dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya
Berikut ini bacaan doa Akasah dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya yang perlu diketahui oleh umat Muslim, yakni:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Arab Latin: Bismillāhir rahmānir rahīm.
Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، بِسْمِ اللهِ النُّوْرِ نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ، الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ النُّوْرَ، وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى جَبَلِ الطُّوْرِ فِي كِتَابٍ مَسْطُوْرٍ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِالغِنَاءِ مَذْكُوْرٌ، وَبِالعِزَّةِ وَالجَلَالِ مَشْهُوْرٌ، وَعَلَى السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ مَشْكُوْرٌ.
Arab Latin: Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallam. Bismillāhin nūri nūrun ‘alā nur. Alhamdu lillāhil ladzī khalaqan nūr, wa anzalat taurāta ‘alā jabalit thūr fī kitābim masthūr. Alhamdu lillāhil ladzī bil ghinā’i madzkūr, wa bil ‘izzati wal jalāli masyhūr, wa ‘alās sarrā’i wad dharrā’i masykūr.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan sejahtera(-Mu) atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Dengan nama Allah zat bercahaya, cahaya di atas cahaya. Segala puji bagi Allah yang menciptakan nur, dan menurunkan Taurat di atas bukit Thur pada kitab yang tertulis. Segala puji bagi Allah yang dengan kaya-Nya disebut, dengan kemuliaan dan kebesaran-Nya terkenal, dan yang pada saat (manusia) senang dan sulit tetap disyukuri.”
وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَمٰوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ، ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ، كٓهٓيٓعٓصٓ حٰمٓ عٓسٓقٓ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، اللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيْزُ، يَا كَافِيَ كُلِّ شَيْئٍ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَيْئٍ، بِيَدِكَ الخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
Arab Latin: Alhamdu lillāhil ladzī khalaqas samāwāti wal ardha, wa ja‘alaz zhulumāti wan nūr, tsummal ladzīna kafarū bi rabbihim ya‘dilūn. Kāf hā yā ‘aīn shād, hā mīm, ‘aīn sīn qāf, iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn, yā Hayyu ya Qayyūm, yā Dzal jalāli wal ikrām. Allāhu lathīfum bi ‘ibādih, yarzuqu man yasyā’u wa huwal qawiyyul azīz, yā Kafiya kulli syaī’, washrif ‘annā kulla syaī’, bi yadikal khair, innaka ‘alā kulli syai’in qadīr.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi; dan menjadikan gelap dan nur, tetapi kemudian orang kafir kepada Tuhan mereka berpaling. Kepada-Mu kami menyembah; dan hanya kepada memohon pertolongan; wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri. Allah bersikap lembut kepada hamba-Nya dan memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat dan Perkasa. Wahai Zat yang mencukupi segala sesuatu. Palingkanlah segala sesuatu (mudarat) dari kami. Di tangan-Mu kebaikan itu. Sungguh, Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.”
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Arab Latin: Bismillāhir rahmānir rahīm.
Artinya: ” Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”
اللّٰهُمَّ يَا كَثِيْرَ النَّوَالِ، وَيَا دَائِمَ الوِصَالِ، وَيَا حُسْنَ الفِعَالِ، وَيَا رَازِقَ العِبَادِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، وَيَا بَدِيْعًا بِلَا مِثَالٍ، وَيَا بَاقِي بِلَا زَوَالٍ، نَجِّنَا مِنَ الكُفْرِ وَالضَّلَالِ، بِحَقِّ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Arab Latin: Allāhumma yā Katsīran nawāl, wa yā Dā’imal wishāl, wa yā Husnal fi‘āl, wa yā Rāziqal ‘ibādi ‘alā kulli hāl, wa yā Badī‘an bi lā mitsāl, wa yā Bāqī bi lā zawāl, najjinā minal kufri wad dhalāl, bi haqqi lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Artinya: ” Ya Allah, wahai Zat yang banyak anugerah, wahai Zat yang selalu terhubung, wahai Zat yang baik perbuatan, wahai Zat yang memberikan rezeki hamba-Nya pada setiap kondisi, wahai Zat yang mencipta pertama tanpa contoh, wahai Zat yang kekal tanpa sirna, selamatkan kami dari kekafiran dan kesesatan dengan hakikat. Tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِي إِيْمَانِي بِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Arab Latin: Allāhumma in dakhalas syakku fī īmānī bika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Artinya: ” Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keimananku kepada-Mu, baik tidak kusadari maupun kusadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
Penutup
Demikianlah pembahasan exponesia.id menegenai Doa Akasah, dengan semua keutamaannya, menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya doa sebagai jembatan komunikasi antara kita dengan Sang Pencipta.
Sebagai umat Islam, berdoa adalah bagian vital dari praktik spiritual kita, tempat kita mengemukakan harapan, rasa syukur, keinginan, serta memohon perlindungan dan petunjuk.
Penting untuk diingat bahwa doa bukanlah sekedar ucapan semata, melainkan perlunya disertai dengan keikhlasan hati, kejernihan pikiran, dan niat yang luhur.
Meski kita mungkin memiliki harapan dan keinginan tertentu, kita perlu selalu memahami bahwa Allah SWT, sebagai Yang Maha Mengetahui, akan selalu memberikan apa yang terbaik untuk kita, meskipun itu mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Mari kita menjadikan Doa Akasah sebagai bagian dari praktik ibadah kita sehari-hari, sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon bantuan, petunjuk, serta perlindungan-Nya.
Dengan pengucapan Doa Akasah, semoga kita akan mendapatkan berkah, perlindungan, dan petunjuk dari Allah SWT. Amiiin ya rabbal alamin.
Ingatlah, dalam setiap praktik ibadah, sangat penting untuk memastikan sumber dan autentisitas dari doa atau praktik ibadah yang kita lakukan. Selalu konsultasikan dengan ulama atau ahli agama jika kalian memiliki pertanyaan atau keraguan.
Semoga kita selalu dalam lindungan dan petunjuk-Nya.