Exponesia.id – √ Doa Nabi Nuh Saat Banjir dan Hujan Deras : Terlengkap. Dalam sejarah Islam yang kaya, kisah Nabi Nuh memiliki tempat istimewa. Salah satu peristiwa paling penting dalam hidupnya adalah banjir besar, sebuah peristiwa bencana yang menguji imannya dan iman pengikutnya. Dalam artikel komprehensif ini, kita akan mendalami Doa Nabi Nuh Saat Banjir dan Hujan Deras, menjelajahi konteks historisnya, maknanya yang mendalam, dan relevansinya dalam dunia saat ini.
1. Doa Nabi Nuh Saat Banjir dan Hujan Deras
Dalam perjalanan kisah Nabi Nuh AS, terjadi banjir yang sangat deras yang disebabkan oleh kemurkaan Allah SWT terhadap kaum Sodom.
Dakwah Nabi Nuh AS seringkali disampaikan kepada kaum Sodom agar mereka bertaubat dan mengikuti ajaran Nabi Nuh.
Namun, kaum tersebut menolak dakwah tersebut, bahkan ada yang menghina dan mencaci Nabi Nuh AS.
Doa Nabi Nuh saat banjir adalah sebagai berikut:
وقيل يا أرض ابلعي ماءك ويا سماء أقلعي وغيض الفاء وقضي الأمر واستوث على الجودي وقيل بغذا للقوم الظالمين
“Wa qila ya arḍubla’i maaki wa ya samau aqli’i wa giḍal faa’i wa quḍiyal amru wastawats ‘alal jụdiyyi wa qila bu’dal lil-qaumiẓ ẓalimin.”
Artinya:
“Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”
2. Doa Nabi Nuh Meminta Hujan
Suatu hari, Allah menguji kaum pendusta Nabi Nuh dengan menghadirkan kemarau panjang yang berlangsung selama empat tahun. Hal ini menyebabkan banyak orang meninggal karena kelaparan.
Nabi Nuh berharap agar mereka bisa menyadari kesalahannya dan mau kembali kepada jalan Allah. Ia menyarankan agar mereka melakukan istigasah, yaitu memohon hujan kepada Allah sambil bertobat.
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا
Fa qultustagfiru rabbakum innahu kana gaffara.
Artinya: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhan-Mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.’” (QS. Nuh ayat 10)
يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
Yursilis sama’a alaikum midrara.
Artinya: “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (QS. Nuh ayat 11)
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا
Wa yumdidkum bi’amwaliw wa banina wa yaj’al lakum jannatiw wa yaj’al lakum an hara.
Artinya: “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk-Mu sungai-sungai.” (QS. Nuh ayat 12)
3. Doa Nabi Nuh Naik Kapal
Seperti yang telah diceritakan, pada masa Nabi Nuh, terjadi banjir bandang yang sangat dahsyat. Oleh karena itu, Nabi Nuh dan pengikutnya menyelamatkan diri dengan naik ke kapal besar yang telah dibuat sebelumnya oleh Nabi Nuh AS.
Doa Nabi Nuh saat naik ke kapal adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ مَجْرِيْهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ، وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِه
Bismillahi majreha wa mursaha, inna rabbi laghafurur raḥim, (Hud ayat 41). Wa ma qadarullaha haqqa qadrih (Az-Zumar ayat 67).
Artinya :
“Nuh berkata, ‘Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sungguh Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,’ (Surat Hud ayat 41). Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya,” (Surat Az-Zumar ayat 67).
4. Doa Nabi Nuh Untuk Kaumnya
Menurut kisah yang terdapat dalam Al-Quran, sebagian besar dari kaum Nabi Nuh telah menyimpang dari ajarannya dan tidak mengindahkan seruannya. Mereka melakukan berbagai kesalahan dan dosa, termasuk menyembah berhala dan menentang ajaran tauhid yang disampaikan oleh Nabi Nuh.
Nabi Nuh terus menerus berdakwah dan berdoa kepada Allah agar kaumnya kembali ke jalan yang benar, tetapi mereka tetap tidak mendengarkan seruannya. Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah kapal sebagai tanda akan datangnya banjir besar yang akan menghancurkan kaum yang durhaka tersebut.
Doa Nabi Nuh untuk kaumnya adalah sebagai berikut:
(118) قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِى كَذَّبُونِ (117) فَٱفْتَحْ بَيْنِى وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَنَجِّنِى وَمَن مَّعِىَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Qala rabbi inna qaumi kazzabụn (117) Faftaḥ baini wa bainahum fat-ḥaw wa najjini wa mam ma’iya minal-mu`minīn (118)
Artinya :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku (117) Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku” (118)
Doa nabi Nuh tersebut diatas diabadikan oleh Allah SWT didalam Q.S Asy-Syu’ara ayat 117-117
5. Doa Nabi Nuh Untuk Anaknya
Menurut kisah dalam Al-Quran, Nabi Nuh memiliki seorang anak bernama Kan’an. Namun, saat banjir besar terjadi, Kan’an tidak mempercayai dan menolak untuk naik ke kapal yang telah dibangun oleh ayahnya. Ia merasa bisa selamat dengan berlindung di sebuah gunung.
Nabi Nuh berusaha meyakinkan anaknya untuk naik ke kapal, namun Kan’an tetap menolak. Akhirnya, ketika air bah mulai meluap dan tidak ada lagi kesempatan untuk menyelamatkan diri, Nabi Nuh berdoa kepada Allah SWT untuk menyelamatkan anaknya. Namun, doa tersebut tidak dikabulkan karena Kan’an termasuk di antara orang-orang yang durhaka.
Doa Nabi Nuh untuk anaknya adalah sebagai berikut:
وَهِىَ تَجۡرِىۡ بِهِمۡ فِىۡ مَوۡجٍ كَالۡجِبَالِ وَنَادٰى نُوۡحُ اۨبۡنَهٗ وَكَانَ فِىۡ مَعۡزِلٍ يّٰبُنَىَّ ارۡكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنۡ مَّعَ الۡكٰفِرِيۡنَ ٤٢
Artinya :
Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” (QS Hud 42)
قَالَ سَاٰوِىۡۤ اِلٰى جَبَلٍ يَّعۡصِمُنِىۡ مِنَ الۡمَآءِؕ قَالَ لَا عَاصِمَ الۡيَوۡمَ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنۡ رَّحِمَۚ وَحَالَ بَيۡنَهُمَا الۡمَوۡجُ فَكَانَ مِنَ الۡمُغۡرَقِيۡنَ ٤٣
Artinya :
Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. (QS Hud 43)
Doa Nabi Nuh untuk anaknya tersebut diatas termaktub didalam Al-Qur’an surat Hud ayat 42 dan 43.
Mengapa Nabi Nuh Mendoakan Kaumnya Binasa?
Nabi Nuh Alaihissalam memohon kepada Allah SWT agar kaumnya binasa dari muka bumi. Doa nabi Nuh itu termaktub dalam Alquran al Karim tepatnya pada surat Nuh ayat 26-27.
وَقَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا
Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (ayat 26)
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوْٓا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur (ayat 27)
Mengapa Nabi Nuh berdoa agar kaumnya binasa? Menurut KH. Syahrullah Iskandar, seorang pakar tafsir Alquran dan pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran Jakarta, Nabi Nuh telah memberikan peringatan kepada kaumnya selama berabad-abad dengan berbagai cara. Bahkan, catatan sejarah mencatat bahwa dakwah Nabi Nuh kepada kaumnya berlangsung selama 950 tahun. Namun, kaum tersebut terus mencemoohnya bahkan menganggapnya gila.
Kiai Syahrullah menjelaskan bahwa lamanya upaya dakwah Nabi Nuh sebenarnya mencerminkan tingkat kesabaran yang luar biasa yang dimilikinya. Meskipun terus-menerus dihina oleh kaumnya, Nabi Nuh tidak pernah putus asa. Ia terus berusaha memberikan petunjuk kepada mereka.
“Jadi, sudah melewati batas-batas yang dapat diharapkan dari mereka (kaumnya Nabi Nuh). Nabi Nuh tahu dengan pasti bahwa mereka tidak akan pernah beriman. Pertanyaannya adalah bagaimana Nabi Nuh bisa mengetahui hal ini?” kata Kiai Syahrullah saat menjelaskan dalam kajian kitab “Min Wahyil Quran” karya Syekh Yasin Muhammad Yahya di Masjid Bayt Alquran Pusat Studi Alquran beberapa hari yang lalu.
Menurut Kiai Syahrullah, Allah telah memberitahu Nabi Nuh bahwa kaumnya yang beriman tidak akan bertambah lagi. Sementara itu, kaumnya yang tidak beriman akan tetap berada dalam kekufuran, sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Alquran surat Hud ayat 36.
وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan
“Jadi, yang beriman tidak akan bertambah lagi; yang telah beriman adalah yang ada, yang lainnya tetap tidak beriman. Mereka akan tetap seperti itu, tidak peduli apa yang dilakukan. Jadi, doa Nabi Nuh tidaklah sembarangan,” kata Kiai Syahrullah.
Selanjutnya, Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh. Semua kaum yang mengingkari ajarannya diterjang oleh banjir dahsyat. Pendapat para peneliti bervariasi mengenai banjir yang terjadi pada zaman Nabi Nuh. Ada yang berpendapat bahwa banjir tersebut melanda seluruh bumi, sementara yang lainnya meyakini bahwa banjir hanya terjadi di wilayah kaum Nabi Nuh. Namun, kaum yang beriman selamat dengan naik ke bahtera yang dibuat oleh Nabi Nuh.
“Namun, bagi kita, umat Nabi Muhammad, kita tidak boleh menggunakan doa semacam itu. Kita tidak memiliki hak untuk berdoa atas kebinasaan orang lain. Rasulullah tidak pernah mengajarkan untuk berdoa buruk kepada orang lain, bahkan ketika beliau dihadapkan dengan perlakuan buruk dari orang-orang Thaif,” kata Kiai Syahrullah.
Penutup
Dalam penutup artikel ini, exponesia.id telah menjelajahi Doa Nabi Nuh Saat Banjir dan Hujan Deras. Doa ini menggambarkan keteguhan dan keimanan Nabi Nuh dalam menghadapi cobaan yang besar dari Allah SWT. Dalam keadaan sulit seperti itu, Nabi Nuh memohon perlindungan dan petunjuk kepada Allah, dan doanya dikabulkan dengan keajaiban terciptanya bahtera yang besar untuk menyelamatkan dirinya dan makhluk-makhluk Allah lainnya.