Exponesia.id – Bacaan, Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul. Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul, sering disebut sebagai “Dzikir Tarekat,” adalah praktik spiritual yang berakar pada ajaran Abah Guru Sekumpul, seorang pemimpin spiritual terkemuka di Indonesia. Praktik ini menawarkan cara mendalam untuk terhubung dengan diri batin dan yang ilahi. Mari kita mulai perjalanan untuk memahami esensi dari Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul.
Sejarah Singkat Tarekat Sammaniyah
Tarekat Sammaniyah, merupakan salah satu aliran dari Tarekat Syadziliyah, yang awalnya didirikan oleh Syeh Abul Hasan Asy Syadzili pada tahun 1258. Pendiri dari Tarekat Sammaniyah adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samani Al-Hasani Al-Madani (1718-1775 M).
Tarekat ini berhasil membentuk jaringan yang sangat luas dan memiliki pengaruh besar di kawasan utara Afrika, mulai dari Maroko hingga Mesir. Bahkan, tarekat ini memiliki pengikut di Suriah dan Arabia. Aliran tarekat ini lebih cenderung menjauh dari keterlibatan dengan pemerintahan dan penguasa, serta lebih memihak kepada penduduk setempat di wilayah di mana tarekat ini berkembang pesat. Salah satu negara di Afrika yang memiliki banyak pengikut Tarekat Sammaniyah adalah Sudan. Tarekat ini pertama kali masuk ke Sudan berkat upaya Syaikh Ahmad At-Tayyib bin Basir, yang sebelumnya belajar di Makkah pada sekitar tahun 1800-an.
Nama Tarekat ini diambil dari nama seorang guru tasawuf terkenal, yaitu Muhammad ibn ‘Abdul Karim al-Madani al-Syafi’i, yang lebih dikenal dengan sebutan al-Sammani (1718 – 1775 M/1130 – 1189 H). Beliau lahir di Madinah dan berasal dari keluarga Quraisy. Selama hidupnya, beliau tinggal di Madinah dan mendiami rumah yang bersejarah yang dulunya milik Abu Bakr al-Siddiq.
Abah Guru Sekumpul dan Tasawwuf
Ketika Abah Guru Sekumpul masih mengajar di Keraton, beliau memberikan pelajaran dalam bidang tafsir, fikih, dan berbagai ilmu lainnya. Namun, setelah hijrah dan mendirikan majlis di Sekumpul, fokus pengajaran Abah Guru Sekumpul lebih condong ke arah Tasawwuf.
Selama periode yang saya amati mulai tahun 1994 hingga beliau meninggal pada tahun 2005, hanya ada dua kitab fikih yang dia ajarkan, dan itu pun merupakan materi dasar. Dua kitab tersebut adalah Syarh Minhajul Qawim yang disusun oleh Syekh Ibn Hajar Al Haytami, serta kitab Parukunan, yang dia sampaikan kepada ibu-ibu pada hari Sabtu.
Di sisi lain, materi-materi yang berkaitan dengan Tasawwuf mendominasi pengajarannya. Beberapa di antaranya yang saya ikuti adalah Minhajut Thalibin, Ihya ‘Ulumiddin, Ayyuhal Walad, Syarh Hikam Ibn ‘Athaillah, Nashaih ad Diniyyah, Risalah fi Itsbati Wujudin Nabi fi Kulli Makan, Tafrijul Kuruub wa Tafrihul Quluub, Fathullah Ar Rahman Ar Rahim, Hadits Nur Muhammad, Ar Risalah An Nuraniyah, dan beberapa kitab lainnya.
Ketika berbicara tentang kitab hadits, hanya satu yang diajarkan, dan itu pun berkaitan dengan akhlak dan Tasawwuf. Kitab tersebut adalah Riyadush Shalihin yang disusun oleh Al Imam An Nawawi. Selain itu, dia juga pernah mengajar mengenai qiraat sab’ah, namun kelasnya terbatas dan lokasinya tidak berada di Sekumpul, melainkan di Cempaka.
Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul
Amalan yang diberi nama Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul, memiliki manfaat besar dalam kehidupan akhirat. Amalan ini bertujuan agar seseorang dapat mengakhiri hidupnya dengan Husnul Khotimah dan masuk surga tanpa harus melalui proses hisab yang memeriksa segala amal perbuatan kita. Di bawah ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai dzikir ini:
Dzikir ini dilakukan setiap habis subuh, pagi, dan jika memungkinkan, sore hari. Namun, jika tidak mampu melakukannya di sore hari, maka melakukan dzikir di pagi sudah lebih dari cukup.
Manfaat utama dari amalan ini adalah untuk memastikan kematian dalam keadaan Husnul Khotimah, di mana seseorang berakhir hidupnya dalam keadaan baik dan diberikan kemudahan dalam akhirat. Tujuannya adalah agar seseorang dapat masuk surga tanpa perlu menjalani proses hisab yang mencerminkan pertanggungjawaban atas perbuatan selama hidupnya.
Dzikir yang diucapkan dalam amalan ini adalah sebagai berikut:
- “لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ” (lailahaillallah) sebanyak 166 kali.
- “الله” (Allah) sebanyak 66 kali.
- “هُ” (Huu) sebanyak 77 kali.
Abah Guru Sekumpul menjelaskan bahwa banyak orang yang telah membuktikan manfaat dari amalan ini. Mereka dapat mengakhiri hidupnya dalam keadaan Husnul Khotimah, merasa aman dari siksa kubur, dan saat membuka mata di kubur, mereka langsung berada di surga. Mereka tidak perlu menghadapi padang masyar, tidak harus menjalani proses hisab, tidak akan ditimbang amalannya, dan tidak harus melewati jembatan Sirat al-Mustaqim.
Abah Guru Sekumpul mengajak semua orang untuk melaksanakan amalan ini dengan tekun dan istiqomah, dengan harapan mendapatkan berkah dan karomah dari Abah Guru Sekumpul Martapura serta meraih ridho Allah SWT.
Manfaat yang bisa diperoleh melalui amalan ini termasuk:
- Mendapatkan ampunan dosa.
- Meraih keselamatan di dunia dan akhirat.
- Mendapatkan syafaat dari Rasulullahﷺ di hari kiamat.
- Mengakhiri hidup dengan Husnul Khotimah.
- Memasuki surga tanpa harus menjalani hisab yang ketat.
Semoga kita semua bisa mengamalkan dzikir ini dengan tekun dan mendapatkan berkah serta ridho dari Allah SWT. Aamiin.
Sanad Ilmu Abah Guru Sekumpul
Setelah memahami Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul, selanjutnya sanad ilmu yang diperoleh oleh Abah Guru Sekumpul Martapura yang sampai kepada Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
1. Abah Guru Sekumpul (Syekh M Zaini bin Abdul Ghoni)
- Syekh Syarwani bin Abdan Albanjari bangil
- Syekh Ali bin Abdullah Albanjari
- Syekh Mahfuzh bin Abdullah Attarmasi
- Syekh Muhammad Nawawi banten
- Syekh Syihabuddin Albanjari
- Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah kalampayan
- Syekh Muhammad bin Sulaiman Alkurdi
- Syekh Muhammad Sa’id bin Sunbul
- Syekh Ied bin Ali Annamrisi
- Syekh Abdullah bin Salim Albashri
- Syekh Abdul Aziz bin Muhammad Almakki
- Syekh Muhammad bin Abdul Aziz Azzamzami
- Syekh Ahmad bin Hajar Alhaitami, yang dikenal dengan Ibnu Hajar pengarang tuhfah
- Syaikhul Islam Zakaria al Anshori, pengarang fathul wahhab
- Amirul mu’minin fil hadist Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al Asqalani, pengarang fathul bari
- Imam Umar bin Ruslan albulqini
- Imam Abdurrahim bin Husain al iraqi
- Abu Ishaq Attanukhi, ketiganya
- Imam Ali bin Ibrahim al Attor
- Syaikhul Islam mujtahid mazhab Imam Yahya bin Syarafuddin an nawawi
- Imam Abul Hasan, Salar bin Hasan al Halabi al Irbili
- Imam Muhammad bin Muhammad al Quzwaini
- Imam Abdul Goffar bin Abdul Karim al Qurwaini
- Imam Abdulkarim bin Muhammad Arrafi’i
- Imam Muhammad bin Abdul Karim (Syekh Seman Almadani) Arrafi’i
- Imam Muhammad bin Yahya An Naisaburi
- Imam Muhammad bin Muhammad (Imam al gozali) pengarang Ihya ulumuddin
- Imam Abdul Malik bin Abdullah al Juwaini, atau dikenal dengan Imamul Haramain
- Imam Abul Qasim al Iskafi
- Imam Abu Ishaq Asy Syarazi
- Imam Hujjatul Islam Ali bin Ismail, atau dikenal dengan Abul Hasan al Asy’ari
- Imam Abu Ishaq al Marwazi
- Imam Ahmad bin Umar al Bagdadi
- Imam Usman bin Sa’id Al Anmathi
- Para Ashhabussyafi’i, seperti Imam Muzani, Ismail bin Yahya, Imam Buwaithi, Abu Ya’qub bin Yusuf, Imam Harmalah bin Yahya
2. Dan para Ashhab yang lainnya, mereka semua mengambil ilmu dari:
- Imam Muhammad bin Idris Assyafi’i
- Imam Malik bin Anas
3. Imam Nafi, seorang Tabi’in pembantunya Ibnu Umar, seorang sahabat Abdullah bin Umar bin Khattab, yang beliau langsung mendapatkan ilmu dari:
- Sayyidina Muhammad bin Abdullah
- Jibril, langsung kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Sebagai penutup dari exponesia.id, Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul bukan hanya mengajarkan kita tentang pentingnya melibatkan diri dalam aktivitas spiritual, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan dimensi keagamaan yang lebih mendalam. Melalui tarekat ini, banyak orang telah menemukan kedamaian, keharmonisan, dan bahkan solusi atas berbagai masalah kehidupan. Abah Guru Sekumpul dengan penuh kasih sayang telah membimbing umat melalui jalanan rohani yang penuh dengan hikmah dan makna.
Mengikuti tarekat ini memungkinkan kita untuk lebih memahami kebesaran Tuhan dan memperdalam relasi kita dengan-Nya. Ini menjadi pencerahan rohani yang mengajak kita untuk selalu mengingat Tuhan di setiap kesempatan, membebaskan diri dari kekangan dunia dan memfokuskan diri pada kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Oleh karena itu, Dzikir Tarekat Sammaniyah adalah lebih dari sekadar ritual; ia adalah jalan menuju transformasi diri dan pencerahan rohani.