Exponesia.id – Keris-Keris yang Harus Dihindari : Lengkap. Sejak zaman kuno, keris telah menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan kadang-kadang, bahaya. Namun, di balik keindahannya yang memikat, tersembunyi juga kekuatan mistis yang menakutkan. Dalam warisan budaya Nusantara, terdapat keris-keris tertentu yang tidak hanya dihormati karena keindahannya, tetapi juga dianggap membawa aura negatif yang harus dihindari.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keris-keris yang memiliki reputasi sebagai benda-benda berbahaya, baik secara fisik maupun secara spiritual. Dari cerita-cerita penunggu gaib hingga pengaruh jahat yang diyakini terkandung di dalamnya, keris-keris ini telah membangkitkan ketakutan dan keresahan di kalangan masyarakat.
Mari kita menggali lebih dalam dan memahami latar belakang serta cerita-cerita mistis di seputar keris-keris yang harus dihindari ini. Apa sebenarnya yang membuat mereka begitu menakutkan? Apakah mereka benar-benar membawa ancaman gaib yang harus diwaspadai? Ikuti artikel ini untuk mengungkap misteri di balik keris-keris yang menyimpan rahasia gelap yang mencekam.
Keris-Keris yang Harus Dihindari
Berikut adalah beberapa pembahasan mengenai Keris-Keris yang Harus Dihindari yang wajib kalian ketahui dan pahami secara lengkap :
1. Keris Palsu
Keris palsu tidak merujuk pada benda-benda seperti keris plastik, aluminium, atau seng. Sebaliknya, istilah ini mengacu pada keris yang meragukan keaslian dhapur (bentuk), pamor (pola), atau tingkat kekuatannya karena berbagai alasan. Secara sederhana, keris palsu adalah keris baru yang dibuat seolah-olah merupakan keris tua atau antik.
Sebagian besar keris palsu ini merupakan replika baru atau keris kamardhikan yang sengaja dibuat menyerupai keris kuno atau antik melalui proses kimia maupun alami.
Dalam proses kimia, keris baru direndam dalam larutan asam atau dikenakan proses kamalan agar bilah keris terlihat usang. Kamalan adalah campuran yang terdiri dari bubuk belerang, garam dapur, dan jus jeruk nipis.
Keris yang mengalami kamalan akan mengalami pengikisan pada permukaannya sehingga jejak-jejak penggerindaan, pengikiran, atau pengasahan tidak lagi terlihat. Keris baru yang mengalami kamalan berlebihan dapat terlihat seakan-akan telah berusia ratusan tahun.
Proses alami melibatkan penyimpanan keris dalam tanah atau di dasar sungai selama periode tertentu sehingga bilahnya tampak menua secara alami.
Orang-orang yang tidak memahami tentang keris atau terlalu tergiur oleh keris antik meningkatkan permintaan terhadap keris antik. Inilah saat pasar bereaksi dengan berbagai cara untuk memenuhi permintaan tersebut.
Namun, ketersediaan keris antik yang asli semakin berkurang. Keris berkualitas tinggi telah berpindah ke tangan kolektor kelas atas. Karena itu, banyak yang menghasilkan keris baru yang disamarkan sebagai keris antik dengan harapan mendapatkan keuntungan.
2. Keris Owah-owahan
Keris owah-owahan merupakan keris yang mengalami perubahan bentuk dan/atau pamor dengan tujuan meningkatkan nilai jualnya. Contohnya adalah ketika bagian ujung keris yang telah aus dipotong dan diubah bentuknya, misalnya dari luk sembilan menjadi luk tujuh. Untuk mengelabui, lebar bilahnya kemudian dirampingkan.
Sebuah kembang kacang yang telah patah diubah bentuknya menjadi kembang kacang pogok atau nguku bima, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Keris yang sebelumnya memiliki gandik polos, kemudian diubah menjadi gandik putut.
Keris dengan dhapur Kalamisani yang dianggap kurang menarik bentuknya dapat diubah menjadi dhapur Pasopati yang memiliki nilai jual lebih tinggi, dengan mengubah bentuk kembang kacangnya dari nggelung wayang menjadi pogok.
Beberapa juga mengalami perubahan pola pamor. Sebagai contoh, keris dhapur Brojol tangguh Tuban yang memiliki bilah tebal di-drop di beberapa tempat, kemudian dikikir sehingga pamornya yang awalnya berupa Wos Wutah atau Ngulit Semangka diubah menjadi pamor Udan Mas yang memiliki nilai mas kawin yang relatif tinggi.
Keris owah-owahan sulit untuk menentukan tingkat kekuatannya, bahkan kadang-kadang sulit untuk menentukan nama dhapurnya. Di dunia perkerisan, ada keris owah-owahan yang memiliki tingkat pemalsuan yang lebih ekstrem dari itu.
3. Keris Rucah
Keris rucah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada keris-keris yang memiliki kualitas rendah dan dibuat dengan cara yang tidak benar. Contohnya adalah keris yang dibuat dengan metode cetak atau cor, atau keris yang mengalami perubahan bentuk tanpa mengikuti aturan pembuatan keris yang benar.
Pada rentang waktu sekitar tahun 1960 hingga 1980-an, dunia perkerisan mengalami penurunan karena banyak keris yang mengalami modifikasi seperti pengeboran, pengikiran, pemotongan, bahkan pengelasan sehingga menjadi “kreasi baru” yang sangat jauh dari standar perkerisan. Keris semacam ini sering disebut sebagai keris rucah.
Pada masa tersebut, pemasaran keris dan distribusinya sepenuhnya dikuasai oleh para tengkulak. Di bawah tekanan ekonomi, para pandai keris tidak memiliki pilihan selain mengikuti permintaan para tengkulak.
Keris owah-owahan yang mengalami modifikasi ekstrem seringkali dipasarkan melalui jaringan perdukunan dan ditujukan kepada orang-orang yang kurang memahami tentang keris. Bahkan lebih menyedihkan, beberapa keris owah-owahan dan rucah bahkan telah masuk ke dalam beberapa museum.
4. Keris Cacat
Keris yang cacat mengindikasikan adanya kekurangan pada bilahnya, seperti retak, pecah, atau bahkan celah di antara bilah dan ganjanya. Contoh-contoh keris cacat meliputi keris combong, pamengkang jagat, nyangkem kodok, atau randa beser.
Keris combong atau pamengkang jagad adalah keris yang memiliki retakan atau pecah di bagian bawah atau tengah bilahnya, sehingga menyebabkan celah membujur pada bilah keris. Pamengkang jagad biasanya terjadi karena suhu yang kurang tinggi pada saat penempaan, sehingga bagian besi dan lapisan pamor tidak melekat dengan baik. Hal ini mengakibatkan retakan saat proses sepuh, terutama jika retakan tersebut menciptakan celah yang tembus pada bilah, menandakan bahwa keris tersebut tidak memiliki inti baja. Biasanya, keris seperti ini dianggap tidak bernilai dan dijual dengan harga murah, atau bahkan dibuang.
Meskipun demikian, ada beberapa orang yang mempercayai bahwa keris cacat memiliki tuah, seperti kemampuan membuat pemiliknya dicintai oleh wanita dan disayangi oleh semua orang di sekitarnya. Di beberapa daerah di Asia Tenggara, seperti Sabah, Serawak, Brunei, dan Semenanjung Melayu, keris dengan bilah retak ini disukai oleh beberapa kolektor dan disebut sebagai keris Pemangkang atau Tetarapan.
Sementara itu, keris nyangkem kodok memiliki celah antara bilah dan ganja, terutama di bagian ganja dekat dengan buntut cecak, yang relatif lebar (>1,5mm). Penyebabnya bisa beragam, seperti keausan karena usia, perawatan yang salah, atau pemanasan tidak merata pada bagian tertentu.
Randa beser, di sisi lain, adalah keris yang memiliki lubang seperti celah pada bagian sor-sorannya. Lubang ini terjadi bukan karena aus, melainkan karena kesalahan dalam pemasangan atau pembuatan ganja, atau bisa juga akibat kesalahan dalam proses penyepuhan. Sebagian pencinta keris beranggapan bahwa randa beser membawa tuah buruk, seperti membuat pemiliknya menjadi boros.
5. Keris Berhawa Panas
Bagi para praktisi isoteri keris, pemahaman tentang keris-keris yang memiliki aura panas merupakan hal yang penting. Fenomena keris dengan aura panas ini seringkali disebabkan oleh ketidakselarasan antara ‘isian’ atau khodam dalam keris dengan pemiliknya.
Sebagaimana yang umumnya diketahui, beberapa keris kuno atau antik memang dikatakan memiliki khodam atau jin yang tinggal di dalamnya. Pengisian ini bisa dilakukan oleh empunya keris, terisi secara alami, atau tertarik karena adanya aura yang sesuai sebagai tempat tinggal bagi jin atau khodam.
Apabila antara pemilik dan khodam dalam keris tidak selaras, hal ini dapat menimbulkan aura atau hawa panas. Begitu juga, jika yang ada di dalam keris tersebut adalah jin kafir atau jin jahat, maka aura panas yang kuat akan terasa dari keris tersebut.
Oleh karena itu, untuk menghindari keris-keris dengan karakteristik seperti itu, diperlukan pemahaman tentang ilmu tanjeg atau dibutuhkan seorang yang ahli dalam bidang tersebut. Ilmu tanjeg adalah pengetahuan yang digunakan untuk menilai karakteristik, sifat tuah, serta manfaat gaib dari sebuah keris atau benda pusaka lainnya.
Selain faktor ketidakselarasan atau keberadaan khodam, para penggemar keris juga umumnya menghindari pamor-pamor tertentu seperti pamor minum darah atau nerjang landep, serta buntel mayit.
Pamor minum darah atau nerjang landep merupakan pamor yang terlihat “membor” dari tepi bilah keris. Dalam segi estetika, pamor semacam ini sering dianggap tidak menyenangkan secara visual. Di beberapa kalangan penggemar keris di Jawa dan Bugis, pamor ini dianggap sebagai pamor yang tidak baik, karena diyakini dapat membahayakan orang lain atau bahkan pemiliknya sendiri.
Menurut para ahli tanjeg, keris dengan pamor nerjang landep dapat membuat pemiliknya sering mengalami kesalahpahaman dengan orang di sekitarnya, termasuk dengan keluarganya sendiri.
Sementara itu, buntel mayit merupakan pamor yang bentuknya menyerupai gulungan kain yang meliliti seluruh bilah keris. Pamor ini dianggap sebagai pamor yang selektif, tidak semua orang cocok memilikinya.
Banyak penggemar keris yang percaya bahwa pamor buntel mayit dapat membawa malapetaka bagi pemiliknya. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa jika pemilik keris dengan pamor buntel mayit tersebut memiliki karakter yang kuat, pamor ini justru dapat membantunya dalam mencari rejeki.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli Keris
Setelah mengetahui Keris-Keris yang Harus Dihindari, nah selanjutnya ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui agar dapat membuat keputusan yang tepat:
1. Harga Keris
Penting untuk mempertimbangkan harga keris dengan kepala dingin. Pastikan harganya masuk akal dan realistis. Harga yang terlalu murah mungkin menandakan kualitas rendah atau pengetahuan yang kurang dari penjual. Di sisi lain, harga yang terlalu mahal bisa menjadi pertanda penipuan, terutama jika disertai dengan cerita-cerita yang mengada-ada. Harga keris berkisar tergantung pada jenis dan kualitasnya. Keris dengan sepuh yang umum dapat dibeli dengan harga antara 1 hingga 2 juta rupiah, sementara keris yang langka atau populer bisa mencapai lebih dari 5 juta rupiah.
2. Penjual yang Terpercaya
Penting untuk membeli dari penjual yang terpercaya dan amanah. Cari penjual yang telah memiliki reputasi baik dan telah dikenal oleh banyak orang. Hindari membeli dari orang yang tidak Anda kenal atau melalui toko online, kecuali jika Anda yakin dengan reputasi penjualnya. Pastikan juga untuk memeriksa apakah penjual memiliki toko fisik atau galeri yang dapat dihubungi secara langsung.
3. Minat dan Intuisi
Selalu penting untuk mengikuti rasa hati dan berpikir dengan kepala dingin saat membeli keris. Jangan terlalu terpengaruh oleh keinginan yang berlebihan, karena hal itu dapat menyebabkan Anda menjadi mudah tertipu atau dimanfaatkan oleh orang lain. Hindari kesombongan terhadap jenis atau pamor tertentu yang dapat membuat Anda terjebak dalam persaingan atau keinginan berlebihan. Rasa kekecewaan setelah membeli keris yang tidak sesuai harapan adalah hal yang wajar, namun itu juga bisa menjadi pengalaman untuk lebih waspada di masa depan.
Penutup
Menghindari keris-keris tertentu bisa menjadi langkah bijak untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan Anda. Dalam perjalanan sejarahnya, beberapa jenis keris telah dikenal memiliki aura atau energi negatif yang dapat membawa dampak buruk bagi pemiliknya.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengenali keris-keris yang sebaiknya dihindari. Dengan memperhatikan tanda-tanda khas dan karakteristiknya, kita dapat melindungi diri dari potensi risiko dan menikmati keindahan serta keaslian keris yang positif. Jadi, selalu waspada dan bijak dalam memilih keris untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan.