Cara Memanggil Endang Kuda Lumping- Tradisi Penuh Magis. Dalam tapestri kekayaan budaya Nusantara, tari dan musik tradisional memainkan peran yang begitu penting dalam mengukir sejarah dan mempertahankan identitas bangsa.
Salah satunya adalah Endang kuda lumping, sebuah simbol dari keragaman budaya dan spiritualitas yang mendalam yang tumbuh dan berkembang di tanah air kita.
Namun, bagaimana cara memanggil endang kuda lumping atau mempraktikkan Endang kuda lumping agar tetap lestari di tengah derasnya arus modernisasi?
Mari kita selami lebih dalam tentang tradisi ini dan bagaimana kita dapat terlibat dalam pelestariannya.
Mengenal Kuda Lumping
Kuda lumping atau jaran kepang atau jathilan adalah sebuah jenis tarian tradisional Jawa yang memperlihatkan sekelompok prajurit yang menunggangi kuda.
Dalam tarian tradisional ini, digunakan replika kuda yang dibuat dari bambu atau bahan lain yang dibentuk menyerupai kuda.
Replika kuda ini dihias dengan rambut palsu yang terbuat dari tali plastik atau bahan serupa yang diikat atau dikepang.
Dalam pertunjukan kuda lumping, disajikan berbagai atraksi yang menggambarkan kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan pecahan beling, memakan ayam, serta kekebalan terhadap pukulan, benda tajam, dan lainnya
Seni Kuda Lumping muncul sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, pada masa di mana animisme dan dinamisme mendampingi kehidupan masyarakat kita.
Oleh karena itu, tak mengherankan bila dalam memanggil endang kuda lumping ini masih terlihat penggunaan kembang, menyan, dupa, dan sejenisnya. Kita sebaiknya tidak bersikeras menganggap seni ini sebagai perbuatan musyrik.
Sejatinya, elemen-elemen seperti obarampe dalam pertunjukan Kuda Lumping hanya berfungsi sebagai tambahan untuk memperkuat sugesti kepada para penari, agar mereka lebih yakin dan lebih mendalami peran masing-masing.
Kuda Lumping umumnya dimulai dengan sebuah ritual, di mana semua anggota termasuk para penari dipimpin oleh sesepuh ke makam seseorang yang dahulu merupakan tokoh atau panutan dalam masyarakat.
Ritual memanggil endang kuda lumping ini pada dasarnya adalah upaya memohon restu dari leluhur untuk meneruskan warisan budaya kita. Pada masa lalu, hal ini dikenal sebagai “mertamu” di mana doa-doa dikirimkan ke makam (ziarah), atau dalam budaya Jawa dikenal dengan sebutan “Sowan”.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemahaman irasional mulai berkembang bahwa kunjungan ke makam dilakukan untuk meminta agar roh atau setan dapat menghuni tubuh mereka.
Saat pertunjukan kuda lumping berlangsung, momen yang paling dinantikan adalah atraksi kesurupan yang dialami oleh para penari. Dalam kondisi kesurupan, para penari seakan-akan kehilangan kesadaran, seolah-olah mereka didatangi oleh makhluk tak kasat mata seperti jin atau setan.
Untuk menciptakan suasana kesurupan, pawang kuda lumping memanggil “endang” kuda lumping. Endang bukanlah representasi dari setan, melainkan energi yang mampu mengubah pola pikir atau memberikan sugesti kepercayaan diri kepada para penari.
Energi ini berasal dan dipicu oleh pikiran manusia itu sendiri. Mari kita pelajari cara memanggil endang kuda lumping.
Nama Endang Endang Kuda Lumping
Berikut adalah beberapa nama-nama Endang yang umumnya diundang saat ada acara kuda lumping oleh pawang. Dalam bait mantra yang diucapkan oleh sang pawang, sering kali terdapat bunyi-bunyi seperti ini:
Kulo nyuwon kange Danyang Nyai Danyang (nama desa) sakabehe roh kang suci mret-mret temukul ing mringi, rewang-rewangono aku kange (sebut hajat)… Dan seterusnya.
1. Endang Cakilan
Terdapat minimal dua jenis cakil, yakni:
- Buto Cakil
- Cakilan
Apabila Endangnya adalah Buto Cakil, biasanya akan menampilkan kehadiran yang menakutkan dan menari dengan gerakan berangasan. Terkadang, mereka juga menggunakan pecut, bahkan goresannya bisa sampai memutuskan cambuk.
Berbeda dengan cakilan, Endang yang masuk akan membawa suasana kocak bahkan ada yang hanya menarik perhatian dengan gaya lincahnya. Tarian Endang cakilan memiliki keindahan dan kelenturan yang memikat.
Meskipun Endang cakilan terlihat unik dan menghibur untuk ditonton, tidak semua pemain kuda lumping bisa dirasuki dan mampu mengikuti gerakan yang ditransmisikan atau gerakan yang datang dari energi yang tampak secara kasat mata.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan jelas bahwa menerima Endang ini memerlukan kesesuaian dan juga harus cocok dengan konsep Kejawen sebelum bisa menguasainya dengan baik.
2. Endang Pecut Swarbangkolo
Berikutnya, pada jenis ini biasanya akan terlihat aktif dengan penggunaan pecut, mulai dari awal kesurupan hingga proses menyadarkannya (mengeluarkannya) kadang-kadang juga melibatkan pecut.
Endang Pecut Swarbangkolo juga memiliki ciri khas bahwa ia tidak melakukan gerakan menunggang kuda saat menari. Ia hanya akan memegang pecut sepanjang waktu hingga ia keluar dari tubuh yang dirasukinya.
Namun demikian, meskipun begitu, masih banyak pemain yang cocok dan dengan mudah menguasai Endang ini. Inilah alasan mengapa banyak penari kuda lumping lebih sering menggunakan Pecut, karena ada banyak kesesuaian untuk memanggil entitas halus termasuk Endang ini.
Namun, tetap ada banyak juga yang jalur aksesnya masih terkunci sehingga tidak dapat diakses sama sekali.
3. Endang Kemput Bawur
Endang ini sering kali tampil dengan mengayun pecut sambil menggunakan kuda-kudaan. Dari penampilannya ini, seringkali dapat dengan mudah dikenali apabila Endang telah menguasai tubuh yang dirasukinya.
Namun, untuk jenis ini, tidak selalu mudah untuk mengidentifikasinya karena tidak semua Endang Kemput Bawur menari dengan pecut dan kuda, karena terdapat banyak variasi dalam jenis Endang ini.
Selain itu, jika melihat seorang pemain kuda lumping yang sedang dirasuki oleh Endang ini, mungkin terlihat seperti sedang bersenda gurau dan kadang-kadang terdengar tawa. Namun, hal ini tidak berarti bahwa pemain tersebut hanya bermain-main, karena itu adalah ekspresi dari kesurupan yang sebenarnya.
Selain itu, tidak terlalu sulit untuk memanggil endang kuda lumping ini agar dirasuki saat menonton pertunjukan kuda lumping. Meskipun pada pkalianngan awal tubuh tampak tidak terlalu sakit, namun setelahnya akan merasakan kelelahan yang luar biasa dan sangat menyita tenaga.
4. Endang Barongan
Endang ini seringkali menjadi pilihan umum dalam merasuki tubuh manusia saat acara kuda lumping berlangsung. Banyak orang yang sangat tertarik dengan Endang ini, karena selain terlihat gagah, ia juga mendapatkan rasa hormat di antara mereka yang juga sedang kesurupan.
Endang Barong memiliki tampilan yang menyerupai Ular Naga, dan terlihat seperti ular yang sedang merayap. Meskipun umumnya Endang ini menjadi pemilih dan tidak semua orang bisa dirasuki olehnya, Endang cenderung memilih tubuh yang cocok dengan fisiknya.
Walaupun Endang Barongan menggunakan Caplokan, tidak semua yang memasuki tubuh adalah jenis Endang ini. Sebab ada jenis lain yang hampir serupa, yaitu Singo Barong. Berikut adalah ulasannya!
5. Endang Singo Barong
Jenis ini hampir serupa dengan Barongan, di mana mereka cenderung memegang Caplokan, namun tidak akan terlihat merayap. Endang ini paling umum merasuki tubuh orang yang sedang kesurupan.
Perbedaan antara Endang Singo Barong dan Barongan hampir tidak terlihat jelas. Namun, tingkat penetrasi ke dalam tubuh manusia cenderung lebih dalam pada Barongan, karena cenderung mencoba merasuki bagian yang lebih dalam dari tubuh yang dirasuki. Di sisi lain, Singo Barong tetap berperilaku normal, kecuali jika ada upaya yang mengganggu jalannya acara tersebut.
6. Endang Samber Nyawa
Untuk jenis ini umum, tetapi sering kali para pawang menolaknya untuk ikut serta dalam acara kuda lumping yang tengah berlangsung. Meskipun demikian, mereka cenderung tetap memaksakan diri untuk merasuki.
Ciri khas dari Endang ini adalah sulitnya untuk membawanya kembali ke kesadaran, karena tujuannya adalah mengambil alih tubuh yang dirasukinya dan berusaha untuk tetap berada di dalamnya.
Keadaan semacam ini sering terjadi selama acara kuda lumping berlangsung, namun dengan ilmu yang dimiliki oleh sang pawang, diharapkan bahwa kuda lumping dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Endang Samber Nyowo ini, walaupun terkadang sulit.
Cara Memanggil Endang Kuda Lumping
Mantra ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan digunakan oleh para leluhur pawang kuda lumping untuk memanggil endang kuda lumping sehingga para penari dapat mengalami kesurupan.
Syarat-syarat Memanggil Endang Kuda Lumping:
- Niat yang kuat saat membacanya.
- Konsentrasi yang mendalam.
- Jika dilakukan di area pertunjukan kuda lumping, lakukan dekat kendang.
- Jika dilakukan di tempat sepi, pastikan ada teman yang mengawasi agar saat terjadi kesurupan ada yang mengawasi.
Mantra Memanggil Endang Kuda Lumping
Berikut adalah Doa dan Mantra untuk Memanggil Endang Kuda Lumping:
- Bismillahirrahmanirrahim
- Assalamualaikum Wr. Wb.
- Sugeng rawuh poro simbah sesepuh
- Niat ingsun manjing ingkang kulo si jabang bayine ( nama mu ) badhe ngundang sang hiyang moyo kakang kawah adi ari ari papat jejer kalimo pancer ingsun .ingkang kulo aturi rawuh simbah ( nama khodam ) ing jero badan ingsun krono allah tangala amien 23 x
Itulah doa dan mantra memanggil endang kuda lumping, semoga dapat menghidupkan rasa cinta dan penghargaan terhadap warisan budaya leluhur, sehingga kekayaan budaya kita tidak dapat diklaim atau diakui oleh negara lain.
Penyebab Gagal Memanggil Endang Kuda Lumping
Kegagalan dalam menggunakan Mantra pangucap untuk kesurupan kuda lumping ini biasanya akan berakibat pada diri sendiri. Jika instruksi ini diikuti dengan benar, maka siapa pun pasti akan mengalami Ndadi dalam acara kuda lumping. Dan berikut adalah beberapa alasan kegagalan memanggil endang kuda lumping tersebut:
1. Tidak Fokus atau Hilangnya Konsentrasi
Sering terjadi pada pemula yang baru belajar ingin mengalami kesurupan. Setelah menarik nafas dan duduk menunggu dalam waktu yang cukup lama, namun kesurupan tak kunjung terjadi.
Ini terjadi karena kehilangan konsentrasi akibat pikiran yang melayang (tidak fokus). Sebagai saran: “Cobalah untuk berusaha fokus sepenuhnya, arahkan pikiran hanya pada suara kuda lumping dan bukan suara orang di sekitarmu.”
2. Mengikuti Suara Hati
Dalam kondisi konsentrasi, sering kali hati tidak benar-benar hening atau malah dipenuhi keraguan (Ndadi Po Ora). Hal ini juga dapat mempengaruhi pikiran dan menyebabkan hilangnya konsentrasi dan gagalnya memanggil endang kuda lumping.
Hati kalian seharusnya benar-benar kosong, tanpa memikirkan apapun. Saran: “Teruslah membaca Mantra pangucap dalam hati sampai kalian merasakan semua hal yang telah saya tulis di atas.”
3. Kurang Keyakinan pada Diri Sendiri
Ketika mendekati saat Ndadi, sering kali tubuh terasa ringan dan saat hampir jatuh, kalian menahannya karena merasa ragu. kalian khawatir jika tidak Ndadi, akan terlihat malu.
Saran: “Pada dasarnya, jika ada gerakan yang muncul tanpa kalian sadari, ikuti saja. Bahkan jika kalian tidak mengalami Ndadi, hal itu bisa diatasi nanti.”
Penutup
Demikianlah pembahasan exponesia.id mengenai cara memanggil endang kuda lumping. Endang kuda lumping bukan sekadar tradisi atau ritual, melainkan warisan budaya yang merefleksikan kekayaan jiwa dan kepercayaan masyarakat Nusantara.
Dalam proses memanggil Endang kuda lumping, kita tidak hanya belajar tentang teknik dan langkah-langkahnya, namun juga memahami pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi yang telah turun-temurun menjadi bagian dari identitas bangsa kita.
Semoga dengan memahami cara memanggil endang kuda lumping dan menghargai tradisi ini, kita dapat terus menginspirasi generasi berikutnya untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan budaya yang tak ternilai harganya ini.
Sebagai bangsa yang besar, marilah kita terus mengenali, menghargai, dan memelihara warisan leluhur yang telah memberi kita identitas sebagai anak bangsa.