Exponesia.id – Perbedaan Wirid dan Dzikir : Pahami dengan Baik. Dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, praktik keagamaan menjadi bagian integral untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dua praktik spiritual yang sering kali disebut dan digunakan secara bergantian adalah “Wirid” dan “Dzikir.” Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta, namun ada perbedaan esensial antara keduanya.
Pada artikel ini, kita akan menjelajahi Perbedaan Wirid dan Dzikir, mengungkap makna, tujuan, dan praktik spiritual dari kedua istilah ini dalam tradisi Islam. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih mendalam dalam menjalankan ibadah dan mengoptimalkan pengalaman spiritual kita.
A. Wirid Adalah?
Wirid adalah bagian integral dari praktik keagamaan dalam ajaran Islam, yang melibatkan serangkaian zikir yang diucapkan setelah menunaikan salat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirid merujuk pada kutipan-kutipan Al-Qur’an yang ditentukan untuk dibaca oleh umat Islam. Keutamaan membaca wirid sejalan dengan keutamaan berzikir, memberikan sentuhan sempurna pada ibadah salat.
Allah SWT dalam Al-Qur’an, surat Al-Lahab ayat 41, memerintahkan para hamba-Nya untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Zikir dilakukan setelah salat, pada pagi dan petang, serta dalam berbagai kesempatan lainnya. “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Wirid merupakan praktik baik yang merupakan bagian dari zikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW menyampaikan perumpamaan, menyatakan bahwa orang yang berzikir dan yang tidak, seperti perbandingan antara hidup dan mati. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah SAW, “Perumpamaan antara orang yang berzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati.”
Memperkuat amalan baik wirid ditegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Rasulullah SAW, “Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah di mana mereka tidak menginginkan apa pun selain-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, ‘Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan.’”
Oleh karena itu, bacaan wirid tidak hanya sebatas zikir harian, tetapi juga melibatkan serangkaian amalan baik setelah menunaikan salat lima waktu, termasuk tahmid, takbir, dan ungkapan tauhid. Dengan demikian, wirid menjadi sarana yang kuat untuk memperdalam ikatan spiritual dan meningkatkan kualitas ibadah seorang Muslim.
B. Pengertian Zikir Adalah?
Secara bahasa, zikir merujuk pada tindakan mengingat. Dalam konteks istilah agama, zikir bermakna mengingat Allah SWT melalui pembacaan tasbih, tahmid, dan takbir. Meskipun demikian, zikir juga dapat diwujudkan melalui cara-cara lain.
Penting untuk dicatat bahwa esensi zikir adalah akti mengingat, suatu praktek yang esensial bagi setiap Muslim. Pahala yang jelas menanti para praktisi zikir, namun lebih dari itu, mengingat Allah dalam segala bentuknya membawa manfaat yang tak terduga sebelumnya.
Secara etimologi, zikir bersumber dari kata “dzakara,” “yadzukuru,” atau “dzukr/dzikr,” yang mengindikasikan tindakan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan hati (mengingat dan menyebut). Pendapat lain menyatakan bahwa “dzukr” (dengan tanwin kasrah) dapat diartikan sebagai tindakan hati dan lisan, sementara “dzkir” (dengan tanwin kasrah) khusus merujuk pada tindakan lisan.
Dalam terminologi, zikir tidak jauh berbeda dari arti etimologinya. Dalam konteks terminologi, zikir mengacu pada mengingat Allah dengan membaca bacaan seperti tasbih, tahmid, dan takbir.
Zikir menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat penting dalam ajaran agama Islam. Allah SWT menegaskan pentingnya zikir dalam Surah Al-Baqarah ayat 152 dengan Firman-Nya:
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”
Pentingnya zikir dalam ibadah mencerminkan peran krusialnya bagi umat Islam, seiring dengan keutamaan dan manfaat yang dapat diraih oleh mereka yang tekun berzikir.
Perbedaan Wirid dan Dzikir
Berikut adalah beberapa Perbedaan Wirid dan Dzikir yang bisa kalian pahami dengan baik :
1. Arti dan Makna
- Dzikir: Dalam bahasa Arab, dzikir berarti “mengingat”. Dzikir, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, mengacu pada tindakan mengingat Allah. Perintah untuk berdzikir ditemukan dalam Surah Al-Ahzab ayat 41, di mana Allah menyeru orang-orang beriman untuk berdzikir (mengingat) Allah sebanyak-banyaknya, tanpa menyebutkan batasan waktu tertentu.
- Wirid: Kata wirid berasal dari bahasa Melayu yang artinya “mengulang”. Istilah ini pertama kali digunakan saat penyebaran agama Islam di Nusantara. Wirid merujuk pada tata cara pembacaan kalimat thayyibah (kalimat pujian) yang diulang-ulang secara ritual, pada waktu-waktu tertentu, dengan tujuan tertentu.
2. Waktu Pelaksanaan
- Dzikir: Tidak ada waktu khusus yang disebutkan dalam Al-Qur’an untuk berdzikir. Perintah berdzikir diberikan tanpa batasan waktu tertentu, sehingga dapat dilakukan kapan saja.
- Wirid: Wirid dilakukan pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan ritual atau tata cara yang diikuti. Pelaku wirid membaca kalimat-kalimat tertentu pada saat-saat yang dianggap khusus, seperti dalam praktik tarikat.
3. Tujuan
- Dzikir: Bertujuan murni untuk mengingat Allah. Dzikir dilakukan sebagai bentuk pengingat akan kebesaran dan kehadiran Allah, tanpa memandang waktu atau keadaan tertentu.
- Wirid: Merupakan ritual mengucapkan kalimat-kalimat Allah pada waktu-waktu tertentu dengan tujuan tertentu, seperti mencapai hajat atau keinginan tertentu. Wirid sering kali terkait dengan praktik spiritual dalam konteks tarikat atau tarekat.
Dengan pemahaman perbedaan ini, umat Islam dapat menjalankan dzikir dan wirid sesuai dengan konteks dan niat yang benar, memperkaya pengalaman spiritual mereka dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penutup
Dalam perjalanan spiritual, dua konsep yang seringkali menjadi pusat perhatian adalah wirid dan dzikir. Meskipun keduanya berkaitan erat dengan upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, namun perbedaan di antara keduanya muncul dalam esensi dan praktiknya.
Meskipun Perbedaan Wirid dan Dzikir ini dapat terlihat subtan, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Pilihan antara wirid dan dzikir bisa menjadi manifestasi dari keunikan spiritual seseorang, karena setiap individu memiliki pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan rohaninya. Dengan memahami perbedaan ini, seseorang dapat memilih praktik spiritual yang paling mendalam dan bermakna bagi dirinya sendiri.
Itu saja pembahasan mengenai Perbedaan Wirid dan Dzikir yang bisa exponesia.id berikan secara lengkap. Semoga bermanfaat